Kamis, 19 September 2024
spot_img

Operasi Pasar Gas Melon Diserbu Ribuan Warga

Disperindag dan Pertamina Siapkan 4480 Tabung Gas Melon

spot_img

Berita Terkait

spot_img
Operasi Pasar Gas 3Kg 2 F Cecep Mulyana
Warga antri saat akan membeli gas 3 kg pada operasi pasar LPG 3 Kg yang digelar oleh Disperindag Batam bersama Pertamina di depan kantor Kecamatan Bengkong, Senin (16/9). F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam menggelar operasi pasar khusus LPG bersubsidi 3 kilogram atau gas melon Senin (16/9). Operasi pasar ini digelar di tiga lokasi berbeda yakni Depan Kantor Camat Bengkong, kawasan Golden Beach Bengkong dan sebelah Edukids MB2 Botania, Batamcenter, dimulai pukul 09.00 WIB.

Syarat pembelian gas melon bersubsidi harus membawa KTP, dan maksimal pembelian 2 tabung. Warga yang membeli juga diwajibkan antre.



Meski operasi pasar sudah dijadwal pukul 09.00 WIB, ternyata ratusan warga sudah mulai berdatangkan sejak pukul 07.30 WIB. Bahkan antrean sudah mulai mengular pukul 08.00 WIB, yang oleh petugas diberi pembatas tali. Mayoritas antrean diisi oleh kaum ibu-ibu, bahkan diantaranya banyak juga membawa balita.

Seperti yang terlihat di lokasi operasi, hampir dari seribu warga antre secara bergantian. Terik matahari tak diendahkan para warga demi mendapatkan 1 hingga 2 tabung gas bersubsidi tersebut. Tangisan anak-anak juga menyeruak ditengah antrean. Bahkan ada warga yang berteriak histeris karena ada yang menyerobot antrean. Meski begitu, warga bisa tersenyum usai mendapatkan gas melon yang sudah bebarapa waktu sulit didapatkan.

“Alhamdulillah dapat juga. Sudah 3 hari saya tak buka warung, padahal baru buka usaha sebulan lalu,” ujar Lesti sembari mengendong anak disela operasi pasar depan Kantor Camat Bengkong.

Menurut dia, beberapa pangkalan disekitar rumahnya rata-rata kosong. Kalau pun ada, itu dijual pengecer dengan harga Rp 35 ribu pertabung, jauh dibanding harga eceran tertinggi (HET). Karena itu ia memilih tak berjualan sampai kondisi gas melon normal.

“Alhamdulillah hari ini ada operasi pasar, saya bawa dua tabung, suami juga bawa 2 tabung. Jadi kami bisa berjualan lagi,” ungkapnya.

Hal senada diungkap Eka, yang merasakan selama beberapa pekan gas di pangkalan Bengkong resmi kerap habis. Ia menduga, ada pangkalan yang sengaja tak memberi stok gas kepada warga karena sudah ada pesananan dari pihak lain.

“Di pangkalan gas sering habis, padahal baru datang. Sepertinya mereka lebih memilih jual ke tukang bakso atau becak gitu,” ungkap Eka.

Menurutnya, operasi pasar ini sangat membantu dirinya yang sudah mencari gas sejak Sabtu sore. Dimana hampir seluruh pangkalan yang ia cari kehabisaan stok.
Kalaupun ada, gas melon itu dijual oleh pengecer dengan harga yang lumayan mahal.

“Ya pastinya membantu meski harus antre panjang. Dari pada harus mencari keliling tapi tetap tak ketemu. Kalau pun ketemu harganya mahal,” sebut Eka.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, Gustian Riau mengatakan gelaran operasi pasar khusus gas melon dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Batam. Yang mana untuk beberapa wilayah tertentu, seperti Bengkong terdapat kekurangan ketersediaan gas melon.

“Kami merasa perlu melakukan operasi pasar, dimana operasi pasar sebagai upaya agar terpenuhi kebutuhan masyarakat
Minimal ini bsia dijadikan barometer untuk semua pangkalan di kota Batam khusunya di Bengkong,” jelas Gustian disela operasi pasar di depan Kantor Camat Bengkong.

Menurut dia, operasi pasar juga sebagai upaya normalisasi ketersediaan gas melon. Dimana ternyata, gas bersubsidi itu banyak dimanfaatkan pihak-pihak tertentu, seperti usaha londri dan restoran. Padahal, beberapa usaha tersebut dilarang keras menggunakan gas yang diperuntukan bagi masyarakat miskin.

“Setelah ini pangkalan akan diisi penuh lagi, agar ketersediaan normal, karena memang kalau ada kekurangan 1 wilayah, maka di wilayah lain jadi buruan, ujung-ujungnya pangkalan pasti sepi, pasti ksoong,”
Jelas Gustian.

Lalu kenapa gelaran operasi Bengkong di dua lokasi, menurut Gustian karena keluhan paling banyak terjadi di wilayah Bengkong.
Hampir setiap tahun ada pemasalahaan yang sama di Bengkong. Sehingga Disperindag bersama Pertamina dan Hiswana Migas Kepri mencari solusi mengatasi permasalahaan tersebut.

“Kami tengah mencari solusi, salah satunya dengan melakukan investigasi di wilayah Bengkong. Yang ternyata gas melon ini banyak digunakan usaha laundri. Satu laundri bisa menggunakan 5-12 tabung perhari, dan ini pastinya sangat berpengaruh untuk kebutuhan masyarakat,” jelas Gustian.

Menurut Gustian, dalam operasi pasar digelar di 3 lokasi, Pertamina menyiapkan 4480 tabung gas. Dimana setiap lokasi mendapat alokasi 2 lori gas melon yang perlori berisi 560 tabung, yang asrtiinya satu lokasi 1120 tabung. Dan cadangan untuk operasi pasar sebanyak 1120 tabung.

“Perlokasi 1120 tabung. Yang sudah kami bagi ini, mudah-mudahan menutupi semua wilayah, di Bengkong. Karena satu tabung bisa digunakan untuk 2 minggu. Sore nanti akan mengisi semua pangkalan yang ada, biar tidak ada penumpukan,” ungkap Gustian.

Sementara, Sales Area Manager SAM PT Pertamina Patra Niaga Kepri, Bagus Handoko mengatakan, hasil evaluasi pihaknya secara suplai tak ada kendala. Namun ada identifikasi terjadi hanya di wilayah Bengkong, yang artinya bersifat sektoral.

“Kami identifikasi lebih lanjut ada beberapa hal yang kemungkinan jadi penyebab. Diantaranya ketidak disiplinan pangkalan dalam menyalurkan ke konsumen secara langsung, dan kami lagi investigasi terkait jalur distribusinya,” sebut Bagus.

Menurut dia, operasi pasar yang digelar Pertamina bersama Disperindag dan Hiswana Migas pihaknya menyiapkan 4480 tabung gas melon. Selain itu, Pertamina juga menambah suplai ke pangkalan-pangkalan se Batam sebanyak 24080 tabung. Artinya operasi pasar dan penambahan suplai bisa memenuhi dan mengobati kondisi yang terjadi di beberapa titik tersebut.

“Secara umum, untuk masyarakat Batam, suplay LPG aman tidak ada kendala tidak perlu panic buying. Silahkan melakukan pembelian LPG sesuai dengan reguler normal, tidak perlu panik,” ungkapnya. (*)

Reporter: Yashinta

spot_img
spot_img

Update