Jumat, 8 November 2024

Orang Tua Ramai-ramai Dampingi Anak di Hari Pertama Sekolah

Berita Terkait

spot_img
Para orang tua saat mengantarkan anaknya masuk sekolah di hari pertama sekolah. Foto: Rengga Yuliandra/ Batam Pos

batampos – Hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru, para orang tua siswa baru SD di kota Batam ramai-ramai mendampingi anaknya ke sekolah. Mereka melaksanakan tradisi penyerahan anak ke sekolah untuk dididik di sekolah.

Seperti yang terlihat di SDN 09 Batuaji. Para orang tua dengan setia menunggu, mendampingi, untuk mengenal lebih dekat lingkungan sekolah, serta berinteraksi langsung dengan guru.

Kegiatan untuk hari pertama masuk sekolah hari ini, belum sepenuhnya diisi pelajaran. Namun para guru kelas lebih dulu mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa, baru membentuk struktur kelas, hingga menyusun jadwal pelajaran.

Rahma Yeni, salah satu orang tua siswa mengaku sengaja mengantarkan anak hingga memasuki gerbang sekolah SDN 9 Batuaji. Ia tidak langsung pulang tapi turut mengikuti seluruh kegiatan anaknya di sekolah. Menurutnya, hal ini merupakan pengalaman pertamanya, datang dan berinteraksi di sekolah.

“Bukan hanya mengantar tapi ikut masuk ke sekolah. Tentu sangat berkesan dan bangga. Harapannya anak saya bisa lebih bersemangat, berprestasi dan cepat beradaptasi, ” harapnya.

Hal sama juga dirasakan Dewi, orang tua siswa lainnya. Ibu dua anak itu mengaku telah mempersiapkan di hari pertama sekolah anaknya. Persiapannya seperti pada umumnya seperti menyiapkan peralatan sekolah, seragam dan alat tulis belajar.

“Anak saya sudah dua. Jadi udah pengalaman kedua ngantar anak sekolah di hari pertama masuk sekolah,” ujarnya.

Selain itu wajar berbinar-binar nampak dari para orang tua yang menunggu anak mereka di depan pintu gerbang, SDN 01 dan SDN 08 Kecamatan Sagulung, Batam Senin (15/7)

Para wali murid itu, baik ibu atau bapak, berupaya mengabadikan momen anak-anaknya yang tengah berbaris di lapangan menggunakan ponselnya masing-masing. Lorong sekolah pun penuh dengan wali murid. Tak sedikit mengintip anaknya dari pintu kaca kelas. Sementara yang lain memilih melihat dari jauh lewat jendela.

Salah satu Wali Murid Indahyani mengaku, rela mengambil cuti untuk melihat anaknya masuk sekolah di hari pertama. Menurut dia, momen ini adalah momen penting bagi dirinya dan juga anaknya.

“Nggak nyangka anak saya sudah besar, ” ujarnya.

Indah bekerja sebagai buruh pabrik di kawasan Muka Kuning, Batam. Suaminya bekerja di tempat yang sama namun beda perusahaan.

Semua kegiatan anaknya di hari pertama masuk sekolah ia abadikan melalui ponselnya. “Supaya jadi kenang-kenangan. Hari pertama anak saya sekolah,” katanya.

Anak Indah bernama Rizky, dia baru selesai selesai sekolah Taman Kanak-kanak dua bulan lalu. Indah berkisah, awalnya Rizky takut datang ke sekolah. Sebab teman-temannya saat TK dulu tidak semuanya masuk di SD yang sama. Rizky memang terlihat malu-malu namun di sangat bersemangat.

“Ini kan pertama masuk sekolah kasihan kalau tidak di antar,” kata dia.

Senada Ahmad, seorang ayah yang bekerja sebagai karyawan pabrik rela mengambil cuti untuk mengantar anaknya ke sekolah. “Saya ingin memberikan dukungan penuh kepada anak saya. Hari pertama sekolah adalah langkah awal penting dalam perjalanan pendidikannya,” kata Ahmad.

Kepala Dinas Pendidikan Batam Tri Wahyu mengatakan, hari pertama sekolah di mulai Senin 15 Juli 2024. Banyak Wali murid yang antusias mengantarkan anaknya sekolah di hari pertama. “Hari ini sudah berjalan tahu ajaran baru,” kata dia.

Disdik mengakui, permasalahan siswa yang tak tertampung perlahan-lahan sudah berjalan dengan baik. Siswa yang tidak mendapatkan tempat kini dialihkan ke sekolah-sekolah yang masih memiliki ruang belajar (rombel) yang masih tersedia.

“Untuk sekolah yang sudah selesai kita petakan akan segera diproses pemberitahuan siswanya,” ujarnya,

Pihaknya juga menjamin penambahan rombel di beberapa sekolah juga dilakukan dengan mempertimbangkan fasilitas dan kapasitas yang tersedia. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan menambah jumlah siswa dalam satu rombel di sekolah yang memiliki fasilitas dan kapasitas ruang belajar.

“Namun juga harus diikuti dengan kebutuhan lainnya yaitu meja kursi siswa. Namun tak semua sekolah bisa diperlakukan seperti ini. Penambahan rombel ini hanya berlaku pada sekolah tinggal dan jauh dari penyanggahnya,” pungkas Tri. (*)

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Update