Minggu, 8 September 2024
spot_img

Orderan Pembuatan Kapal di Batam Aman Hingga Akhir Tahun, Hanya Terkendala Tenaga Welder

Berita Terkait

spot_img
Pembuatan Tongkang Galangan Kapal Dalil Harahap3 scaled e1721002799107
Pekerja menggesa pembangunan kapal tongkang di galangan kapal di Sagulung, Selasa (7/5). Foto: Dalil Harahap/ Batam Pos.

batampos – Ikatan Perusahaan Galangan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Kepri mengungkapkan proyek pembuatan kapal di Batam masih aman hingga akhir tahun. Artinya orderan pembuatan kapal sepanjang tahun 2023 hingga pertengahan tahun ini mencukupi hingga akhir tahun nanti. Butuh dukungan yang serius dari pemerintah agar industri galangan kapal di Batam semakin dipercaya dan berkembang.

Ketua DPC Iperindo Kepri Ali Ulai melalui Sekretaris DPC Iperindo Kepri Tia menjelaskan, proyek pembuatan kapal yang sedang dikerjakan oleh perusahaan-perusahan yang berada dibawa naungan Iperindo Kepri umumnya orderan tahun 2023 lalu. Orderan di tahun 2023 memang cukup banyak karena ada peningkatan permintaan kapal tongkang seiring dengan membaiknya harga nikel dan batubara.

“Yang tahun 2024 ini ada memang cuman belum begitu banyak. Lagian banyak galangan masih fokus dengan proyek tahun sebelumnya yang masih belum selesai dikerjakan. Permintaan tongkang dalam negeri yang banyak,” kata Tia, Minggu (14/7).

Dijelaskan Tia, pada dasarnya orderan pembuatan kapal serta kepercayaan konsumen dengan galangan kapal di Batam sudah cukup baik selama ini. Namun ada kendala yang cukup serius yang menghambatnya yakni kekurangan tenaga welder atau tukang las.

Baca Juga: Libur Sekolah Selesai, Pelabuhan Domestik Sekupang Ramai

Krisis tenaga werlder ini terjadi sejak awal tahun 2023 hingga banyak proyek di tahun 2023 yang masih dikerjakan di tahun 2024 ini. Berbagai upaya telah dilakukan namun tenaga welder yang sesuai dengan kebutuhan industri galangan kapal masih kurang.

“Saat ini diangka 3.000-an tenaga welder yang kurang. Ini masih jadi masalah sampai sekarang,” kata Tia.

Sebelumnya Ali Ulai sendiri mengaku, telah berupaya keras dengan berbagai pihak termasuk pemerintah dalam hal ini Kementerian Tenaga Kerja untuk mengatasi persoalan kekurangan tulang las ini. Namun upaya-upaya ini belum memenuhi semua kebutuhan tenaga welder di Batam.

“Proyek ada cuman tukang las yang masih kurang,” ujar Ali, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Nafsu yang Tak Tertahan Membuat Zulbahri Habisi Wina 

Persoalan lain yang dihadapi pengusaha galangan kapal adalah birokrasi perizinan yang masih ribet dan berbelit-belit. Perlu ada penyelarasan segala proses perizinan sehingga tidak memudahkan pengusaha untuk memajukan industri galangan kapal di Batam ini.

“Selain tenaga welder, dukungan perizinan yang lebih mudah juga diperlukan. Regulasinya permudahkan lah,” ujar Tia. (*)

 

Reporter: Eusebius Sara

spot_img
spot_img

Update