batampos – Pemerhati Anak Kepri, Erry Syahrial menilai kasus prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur khususnya di Batam akan selalu ada. Ia menilai kasus seperti ini sudah setiap tahun terungkap.
“Setiap tahun ada, dan akan selalu muncul,” ujarnya, kemarin.
Erry menjelaskan selama ia menjabat sebagai Ketua Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri, setiap tahun pihaknya selalu menangani kasus prostitusi anak. Baik anak yang putus sekolah, bahkan berstatus pelajar.
“Bahkan ada yang pelajar. Dan hal ini terjadi karena beberapa faktor,” katanya.
Menurut Erry, maraknya prostitusi anak di Batam disebabkan bebasnya pergaulan anak. Selain itu, faktor penggunaan media sosial oleh anak (medsos) yang tidak dikontrol.
“Ditambah kurangnya pengawasan dari orangtua. Dari pengakuan anak-anak itu, melakukan hal seperti itu ada yang disebabkan faktor ekonomi juga,” ungkapnya.
Sebelumnya, Satuan Reserse Kriminal Polresta Barelang menangkap 2 wanita mucikari di hotel kawasan Nagoya, Lubukbaja. Keduanya menyediakan anak di bawah umur bekerja sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK).
Kedua pelaku yakni, Maharani, 22, dan Anggrek Yopisa Mardinata, 21. Para pelaku menawarkan anak di bawah umur yang merupakan pelajar SMP dan SMA.
Setiap korban dijual pelaku denhan tarif Rp 2 juta. Mereka bertransaksi melalui aplikasi WhatsApp. (*)
Reporter: YOFI YUHENDRI