Kamis, 28 November 2024
spot_img

Ortu Paksakan Anak Diterima di SMAN 3 Batam, Ombudsman Sebut Ada Titipan Anggota Dewan

Berita Terkait

spot_img
Puluhan orang tua calon siswa kembali mendatangi SMAN 3 Batam, Senin (3/7). F.Azis Maulana

batampos – Oknum anggota Komisi IV DPRD Propinsi Kepri diduga menitipkan 82 anak untuk bisa diterima di SMA Negeri 3 Batam. Ironinya, ke 82 anak itu diduga sudah diterima di sekolah negeri lainnya untuk kawasan Nongsa.

Kepala Ombudsman Perwakilan Kepri, Lalat Siadari mengatakan ia bersama timnya menyambangi SMA Negeri 3, salah satu sekolah negeri di Batam yang bermasalah karena banyak yang memaksa masuk, meski tidak diterima. Saat itu, ia melihat ada puluhan orang tua murid yang tetap meminta anak mereka masuk SMAN 3 Batam.


“Sampel sekolah yang kami ambil tadi (kemarin) itu SMAN 3 Batam. Ada 173 (calon) siswa yang tetap memaksa masuk, meski tidak diterima,” ujar Lagat kepada Batam Pos, Senin (3/7).

Ia merinci 173 orang itu, terdiri dari 91 calon siswa yang ditolak karena tidak memenuhi syarat,dan 82 calon siswa ditolak karena kuota sudah terpenuhi atau terbatas. Padahal, ke 82 calon siswa ini juga sudah diterima di sejumlah SMA Negeri kawasan Nongsa, seperti SMA N 15, SMA N 20, SMA N 21 dan SMA N 26.

Baca Juga: Puluhan Orang Tua Kembali Datangi SMAN 3 Batam, Desak Anaknya Bisa Tertampung

“Yang puluhan ditolak karena kuota terbatas ini sebenarnya sudah diterima, paling banyak di SMA N 26. Tapi mereka tetap memaksa untuk masuk SMA N 3 Batam, ” ujar Lagat.

Yang membuat Lagat geleng-geleng kepala, ternyata ada oknum anggota Komisi IV DPRD Propinsi Kepri yang ikut campur dalam proses penerimaan siswa di SMA N 3 Batam itu. Oknum anggota DPRD itu menitipkan 82 anak yang jelas ditolak karena kuota terbatas.

“Sangat disayangkan, anggota komisi IV DPRD itu melakukan titipan anak, jumlah yang ditolak karena keterbatasan kuota. Dan hal ini sudah jadi rahasia umum, banyaknya oknum yang melakukan ini,” sebut Lagat.

Ia berharap pihak sekolah bisa tegas menolak calon siswa yang sudah diterima di sekolah negeri lainnya. Kemudian mengarahkan siswa agar melakukan daftar ulang di sekolah yang mereka sudah diterima.

“Jangan memaksa untuk masuk sekolah negeri yang jelas tak diterima. Harusnya mereka daftar ulang di sekolah yang sudah diterima, SMA 3 harus tegas menolak mereka, jangan sampai diterima. Tak apa-apa jauh, yang penting kan negeri juga,” tegas Lagat.

Baca Juga: Pihak Sekolah Imbau Orangtua Tidak Memaksakan Anaknya Diterima di SMAN 3 Batam

Sedangkan untuk 91 anak yang tak diterima karena tak memenuhi syarat, agar Dinas Pendidikan memberi kelonggaran, yakni menambah kuota di setiap rombel. Yang dari kuota 36 orang perombel menjadi 40 orang.

“Artinya yang bisa tertampung 48 orang, karena rombel di SMA 3 hanya 12. Selebihnya akan dibagi ke sekolah negeri lainnya. Kalau pun lebih bisa 42 orang, jangan lebih. Intinya jangan memaksa agar kualitas pendidikan tetap terjaga. Tak mungkin guru mengajar siswa lebih dari 45 orang satu rombel. Itu bikin kelas sesak juga,” sebut Lagat.

Tak hanya di SMA N 3 Batam. Lagat juga mendapat informasi adanya 350 orang yang tidak diterima di SMK N 1 Batam dan 500 di SMK N 5 Batam. Menurut Lagat, solusinya yakni menerima sebagian calon siswa dengan menambah kuota di setiap rombel.

“Jangan menambah rombel, karena menyalahi aturan. Untuk kuota perombel juga dimaksimalkan 42 orang, jangan lebih. Dinas Pendidikan juga sudah memastikan, kalau kuota perombel tak lebih dari 45 orang. Pokok ya jangan sampai seperti tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 59 orang perombel,” kata Lagat.

Baca Juga: Orangtua Siswa: Kalau Tak Ada Bangku Lagi, Biar Kami yang Bawa Bangku Sendiri

Bahkan menurut Lagat, untuk SMK N 5 Batam, kedepannya akan dibagi 2. Dimana Dinas Pendidikan Propinsi Kepri berencana membuka sekolah baru, agar kuota siswa yang tak tertampung bisa diatas.

“Karena tak bisa membuka rombel lagi. Jadi dalam tahun ini, rencananya SMK N 5 Batam akan dibagi 2, kebetulan lahan SMK 5 Batam cukup luas, jadi bisa dibagi dua sebagai solusi daya tampung calon siswa, yang luar biasa antuasiasnya,” sebut Lagat. (*)

 

 

Reporter: Yashinta

spot_img

Update