batampos – Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam masih konsen dengan pemeriksaan sampel Covid-19 yang masuk. Pemeriksaan ini tidak saja sebatas untuk mengetahui positif atau negatif tapi juga untuk melacak kemungkinan masuknya varian dan subvarian terbaru Covid-19 ke wilayah Kepri.
Kepala BTKLPP Batam Budi Santosa melalui TU BTKLPP Ismail menuturkan, sejauh ini sampel yang masuk tetap diangka tiga samai lima sampel per hari. Jikapun naik, paling sampai 10 hingga 12 sampel per hari.
Dari sampel-sampel yang masuk ini, BTKLPP tetap komit dengan pemeriksaan ulang atau pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk melacak varian ataupun sub varian terbaru dari Covid-19.
Baca Juga: Bawa Paksa Siswa dari Sekolah, Komplotan Pencuri Ditembak Polisi di Batuaji
Hasilnya sudah beberapa sampel yang terkonfirmasi varian ataupun sub varian terbaru. Hasil pemeriksaan WGS terakhir tanggal 9 November, terdeteksi ada 20 sampel terkonfirmasi sub varian XBB, empat sampel varian BQ 1, 19 sampel varian BA dan 23 sampel tidak terdeteksi. “Yang XBB itu semua dari Batam. Untuk BA 5 dua dari Lingga,” kata Budi.
Untuk itu, Budi berharap ini jadi perhatian seluruh masyarakat Batam untuk lebih waspada lagi kedepannya. Penetapan protokol kesehatan harus kembali diperketat.
Sebagai upaya pencegahan, BTKLPP Batam kata Budi saat ini tetap fokus dengan pemeriksaan ulang sampel pasien Covid-19 yang terkonfirmasi positif untuk memastikan jenis atau varian dari pasien positif tadi.
“Tetap kita kumpulkan semua sampel yang masuk untuk diperiksa lebih lanjut. Untuk pemeriksaan WGS selanjutnya masih sedang proses pengumpulan sampel,” ujar Budi.
Baca Juga: Baca Juga:Â Industri Galangan Kapal Batam Mulai Bangkit, Butuh Ribuan Tenaga Kerja
Disebutkan Budi, sampel-sampel yang masuk ke BTKLPP ini umumnya dari pasien yang sedang dirawat di rumah sakit di sekitar Batam, Tanjungpinang dan Lingga.
“Kita punya empat alat PCR, dua alat extractor dan satu unit alat WGS. Reagensia kita bisa untuk 4.757 sampel. Reagensia extrasi bisa periksa 5.266 sampel dan reagensia WGS bisa 550 sampel. Intinya kita tetap komit dengan upaya pemberantasan Covid-19 ini,” ujar Budi.
Seperti diketahui Covid-19 varian Omicron sub varian XBB telah ditemukan di sejumlah negara dan bahkan disebut jadi biang kerok kenaikan kasus di Singapura. Subvarian Omicron itu memiliki sejumlah gejala yang ditemukan pada pasien. Menurut para ahli, gejala yang disebabkan oleh XBB cenderung ringan. Yakni mulai dari batuk, pilek, dan demam. (*)
Reporter : Eusebius Sara