batampos – Pegawai dan warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Batam memanen kacang panjang hasil budidaya, Selasa (3/12). Panen ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian yang diwajibkan bagi WBP di Lapas Batam.
Program pembinaan kemandirian ini dirancang untuk membekali WBP dengan keterampilan sesuai bakat dan minat mereka. “Tujuan utamanya adalah agar mereka memiliki kemampuan bersaing, bekerja, atau bahkan membuka usaha sendiri setelah kembali ke masyarakat,” ujar Kepala Lapas Batam, Heri Kusrita.
Kacang panjang yang dipanen kali ini ditanam dua bulan lalu di area brandgang, yakni lahan kosong yang berfungsi sebagai pembatas antara bangunan Lapas dan pagar tembok. Program ini melibatkan puluhan WBP yang berminat di bidang pertanian.
Heri Kusrita menjelaskan bahwa Lapas Batam memiliki berbagai program pembinaan kemandirian, seperti bercocok tanam, budidaya ikan, pelatihan mekanik mesin, hingga meubel.
“Banyak diantara program ini disertai dengan sertifikasi, sehingga WBP memiliki nilai tambah saat mereka bebas nanti,” tambahnya.
Menurut Kasubsi Bimbingan Kerja (Bimker) Lapas Batam, Hasja, program budidaya kacang panjang telah berjalan selama dua bulan. Hasil panen kali ini dinilai cukup memuaskan. “Kacang panjang yang dipanen akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sayuran WBP dan pegawai di Lapas,” jelasnya.
Program bercocok tanam ini tak hanya memberikan bekal keterampilan, tetapi juga melatih kedisiplinan dan kerja sama di antara WBP. Proses dari penanaman hingga panen dilakukan dengan pendampingan petugas yang berpengalaman di bidang pertanian.
Panen kacang panjang ini menunjukkan hasil positif dari program pembinaan yang dijalankan Lapas Batam. Selain menciptakan suasana produktif di dalam Lapas, kegiatan ini juga memberikan manfaat langsung bagi penghuni dan pegawai.
Dengan keberhasilan ini, Lapas Batam berkomitmen untuk terus mengembangkan program pembinaan kemandirian lainnya. “Kami berharap WBP yang mengikuti program ini dapat kembali ke masyarakat dengan kepercayaan diri dan kemampuan yang lebih baik,” tutup Heri Kusrita. (*)
Reporter: Eusebius Sara