batampos – Sebagian besar pemukiman masyarakat di kelurahan Tanjunguncang, kecamatan Batuaji masih berhadapan dengan persoalan krisis air bersih. Itu karena suplai air bersih melalui pipa masih sering macet yang mengalir dengan tekanan rendah hanya di malam hari. Ada juga pemukiman yang tidak ada aliran air sama sekali.
Suplai air melalui mobil tanki sebagai tanggungjawab pihak pengelolah tidak mencukupi. Ini mengharuskan warga di sana merogoh kocek lebih dalam untuk membeli air galon isi ulang dari luar pemukiman, demi mencukupi kebutuhan air di dalam rumah.
“Kalau daerah perumahan Putera Jaya ke sana air sama sekali tak mengalir. Di sekitaran perumahan Barelang, Sumberindo itu ngalir kecil dan hanya di malam hari. Tetap tak mencukupi. Masih harus ditambah dengan air galon agar mencukupi semua kebutuhan air di dalam rumah. Ini masalah lama yang sudah bertahun-tahun terjadi. Belum ada solusi yang tepat hingga saat ini, ” ujar Jeremi, warga perumahan Putera Jaya, Tanjunguncang.
Ridho perangkat RT di wilayah yang sama mengatakan janji-janji Badan Pengusaha (BP) Batam dan perusahaan pengelolaan air bersih di Batam belum memiliki solusi yang tepat hingga saat ini. Solusi yang ditawarkan hanya sebatas penyuplaian air dengan mobil tanki dan itupun jauh dari yang diharapkan masyarakat. Selain kualitas air yang kurang bagus, jumlah yang disuplai juga terbatas sehingga warga tetap kewalahan hingga saat ini
“Sudah seringnya kita sampaikan ini baik dalam aksi unjuk rasa ataupun dialog dengan pihak-pihak yang berkaitan tapi situasinya tetap sama. Tak ada perubahan sama sekali. Sepertinya sulit sekali pemerintah atasi persoalan air ini ke wilayah pemukiman kami, ” kata Ridho.
Humas ABH Ginda Alamsyah satu dikonfirmasi menjelaskan, persoalan ketersendatan air ini disebabkan banyak faktor. Selain masalah teknis di bagian produksi, ada juga masalah ketidak seimbang jumlah air yang diproduksi dengan meningkatkan nya populasi masyarakat saat ini. PT ABH selalu pengelolah air bersih di Batam sedang melakukan peningkatan produksi air di IPA Duriangkang dan Tembesi.
“Inilah solusi yang sedang kita upayakan, atas persoalan sebelumnya termasuk yang terjadi selama ini di Tanjunguncang, Marina dan sebagian wilayah di Sagulung. Untuk Duriangkang kita tingkatkan jadi 500 IPS dan Tembesi 230 IPS. Total jadi 730 IPS, ” ujar Hindari.
Proses pengerjaan ini memang memakan waktu dan disebutkan Ginda, tetap akan ada gangguan suplai air namun tidak mati total di semua wilayah yang berdampak.
“Karena dengan suplai yang ada saat ini, Kita juga tetap upayakan untuk menutupi wilayah yang memang sering macet air selama ini, biar sama-sama lancar,” ujarnya.
Peningkatan produksi air ini disebutkan Ginda, bukan saja karena keluhan dan persoalan sendat nya suplai air yang terjadi selama ini, tapi juga upaya untuk mengimbangi populasi dan juga pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang saat ini.
“Pertumbuhan ekonomi dan masyarakat cukup pesat jadi memang harus ada peningkatan juga biar seimbang suplai air ke semua wilayah,” ujarnya. (*)
Reporter: Eusebius SaraÂ