batampos – Pasokan gas ke pangkalan mulai lancar dalam dua hari terakhir ini. Truk-truk pengantar gas melon kembali ramai keluar masuk pemukiman warga. Warga yang keliling mencari pasokan gas mulai berkurang di jalan raya.
Pantauan di wilayah Batuaji dan Sagulung, situasi kesulitan mendapatkan pasokan gas perlahan mulai teratasi. Warga tak lagi pusing keliling menenteng tabung gas kosong untuk mendapatkan pasokan gas.
“Sudah ada di pangkalan. Meskipun tak bertahan lama tapi hampir semua warga di perumahan kami kebagian stok gas. Kemarin sore, Rabu, (25/9) gas datang (diantar ke pangkalan), ” ujar Suryani, warga Perumahan Puskopkar, Batuaji.
Baca Juga:Â Demi Gas Melon, Ibu-Ibu Antre di Pangkalan GasÂ
Demikian juga masyarakat di Tanjunguncang dan Marina yang selama ini memang menjerit karena kelangkaan gas melon, dua hari terakhir situasi sudah aman. Tak ada lagi hilir mudik warga yang mencari gas melon.
Pihak pangkalan yang dijumpai di lapangan mengaku pasokan dari agen sudah kembali normal. Namun demikian karena situasi sulit sebelumnya, pasokan gas yang didatangkan tidak bertahan lama. Saat diantar langsung habis dan cukup untuk mengakomodir semua kebutuhan masyarakat di sekitar pangkalan.
“Tetap kita layani satu rumah satu tabung saja. Karena masih banyak yang berebutan. Mungkin karena susahnya cari gas dalam sepekan terakhir ini kali, ” kata Ambar, pemilik pangkalan di Batuaji.
Selain pangkalan, pantauan di lapangan, kios pinggir jalan juga mulai mendapatkan stok gas melon untuk dijual eceran dengan harga yang diatas harga eceran tertinggi. Gas melon di kios pinggir jalan dijual Rp 25 ribu per tabung.
Ini tetap disoroti masyarakat sebab penyuplaian gas melon ke pedagang eceran ini bisa jadi penyebab kelangkaan gas selama ini. Masyarakat berharap ada penindakan dan pengawasan dari instansi pemerintah terkait, agar gas melon hanya dijual oleh pangkalan sesuai HET.
“Jangan karena stok mulai normal jadi dikasih ke warung pinggir jalan. Tolong ini diperhatikan biar tak terulang lagi kelangkaan gas melon ini. Ini untuk masyarakat bukan untuk dijual beli di warung pinggir jalan, ” harap Efendi, warga Marina. (*)
Reporter: Eusebius Sara