batampos – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam di Batuaji masih menangani dua pasien Covid-19 pria dan wanita dewasa. Dua pasien ini dalam proses pemulihan dan sampelnya juga dikirim ke Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) untuk memastikan jenis Covid-19 dari pasien yang dirawat.
“RSUD hanya mendeteksi Covid-19-nya saja. Untuk varian atau jenisnya tetap ke BTKLPP karena harus pemeriksaan WGS itu,” ujar Humas RSUD Ellin Sumarni.
Baca Juga: Kasus Prostitusi Anak di Batam, Korban Dipaksa Berkencan saat Haid
Seperti diketahui, semenjak ditunjuk sebagai rumah sakit yang menangani pasien Covid-19, RSUD sejak awal sudah dilengkapi dengan peralatan PCR untuk mengecek Covid-19 kepada pasien yang dicurigai. Peralatan ini hanya untuk pengecekan gejala Covid-19 secara umum dan untuk memastikan varian atau jenis Covid-19, sampel harus dikirim ke BTKLPP yang sudah memiliki alat pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS).
“Untuk saat ini kita belum bisa pastikan apakah kedua pasien ini Covid biasa ataupun varian,” ujar Ellin.
Sementara data yang dirilis oleh BTKLPP Batam tercatat sudah ada 20 sampel yang terdeteksi varian Omicron sub varian XBB 1. Omicron XBB ini telah ditemukan di sejumlah negara termasuk Indonesia. Bahkan disebut jadi biang kerok kenaikan kasus di Singapura.
Subvarian Omicron ini memiliki sejumlah gejala yang ditemukan pada pasien. Menurut para ahli, gejala yang disebabkan oleh XBB cenderung ringan. Yakni mulai dari batuk, pilek, dan demam.
Baca Juga: Kapal Kayu Pengangkut PMI Tenggelam di Perairan Kabil Batam
Varian terbaru ini perlu diwaspadai sebab dari 69 sampel positif yang masuk sepanjang November ini 20 sampel diantaranya terdeteksi varian XBB.
“Hasil pemeriksaan PCR yang di sekuensing dengan mesin WGS didapatkan virus Omicron dengan Varian XBB 1 sebanyak 20 sampel, varian BQ 1 sebanyak 4 sampel, varian BN sebanyak 3 sampel, varian BA sebanyak 19 sampel dan unsigned atau tak terdekteksi sebanyak 23 sampel,” kata kepala BTKLPP Batam Budi Santosa.
Sampel-sampel yang masuk ini umumnya dari pasien yang sedang dirawat di rumah sakit di sekitar Batam, Tanjungpinang dan Lingga. Untuk itu kedepannya BTKLPP kata Budi, akan terus memantau perkembangan Covid-19 beserta varian secara menyeluruh sebagai upaya antisipasi agar tidak lagi mewabah di Kepri dan Indonesia pada umumnya.
“Kita punya empat alay PCR, dua alat extractor dan satu unit alat WGS. Reagensia kita bisa untuk 4.757 sampel. Reagensia extrasi bisa periksa 5.266 sampel dan reagensia WGS bisa 550 sampel. Intinya kita tetap komit dengan upaya pemberantasan Covid-19 ini,” ujar Budi. (*)
Reporter : Eusebius Sara