batampos – Ombudsman RI Perwakilan Kepri meninjau Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Mukakuning yang baru dirampungkan SPAM Batam. Ia berharap, dengan adanya IPA tersebut pelayanan air di Batam bisa lebih baik. Terutama untuk daerah Batam Center hingga Bengkong.
”IPA Mukakuning saat ini sudah selesai dibangun dan sedang masa percobaan, mudah-mudahan dapat segera difungsikan secara maksimal,” ujar Kepala Perwakilan Ombudsman Kepri, Lagat Siadari.
Menurut dia, IPA Mukakuning memiliki kapasitas produksi hingga 400 liter per detik akan menyuplai air ke wilayah Batam Center. Sehingga IPA Duriangkang fokus menyuplai air ke wilayah Bengkong.
“Meski tak dapat dipungkiri beberapa wilayah yang lebih tinggi masih akan terdampak,” sebut Lagat.
Baca Juga: Supervisi 2 Hari di Batam, Kompolnas: Warga Rempang Dukung Program Pemerintah
Dijelaskan Lagat, berdasarkan pemantauan Ombudsman RI Perwakilan Kepri, IPA Mukakuning saat ini dilengkapi dengan Sistem Digitalisasi terkait produksi air, pengukur PH, kejernihan air dan sebagainya.
”Kami lihat tadi cukup canggih, semoga saja SDM-nya juga mumpuni dan juga perawatannya dapat dilakukan dengan baik dan terus menerus,” ungkap Lagat.
Dikatakan Lagat, Ombudsman RI Perwakilan Kepri juga terus melakukan komunikasi dengan Direktur SPAM Batam, M Tandiono untuk mendapatkan informasi terkait wilayah lain. Khususnya yang bermasalah terhadap pendistribusian air.
”Kami dapati informasi untuk wilayah Bengkong Wahyu yang saat ini tertunda penyambungannya akan segera direalisasikan. Kemudian untuk wilayah lainnya, SPAM Batam akan melakukan penambahan IPA di Duriangkang. Untuk Rempang, ada Monggak dimana air akan disupplai dari Seigong. Lalu untuk wilayah Tiban, SPAM Batam akan mencoba IPA mobiler kekuatan 20 liter per detik yang diharapkan dapat membantu,” ujarnya.
Baca Juga: Remaja Putus Sekolah Dipacari dan ‘Digarap’ Hampir Setahun, Kejadiannya di Bengkong
Lebih lanjut, Lagat mengungkapkan pihaknya akan memastikan produksi air di Batam semakin bertambah. Sebab selama ini, masalah terjadi di suplai air.
“Kami akan lakukan monitoring untuk memastikan produksi air tidak menurun dan perawatan dilakukan dengan baik. Karena jika perawatannya tidak dilakukan dengan baik maka akan berdampak pada pendistribusian air ke masyarakat,” jelas Lagat.
Lagat berpesan, agar masyarakat bijak dalam menggunakan air. Karena masih ada sebagian masyarakat yang terdampak, jadi sangat disayangkan jika ada pemborosaan dalam penggunaan air. Masyarakat juga diminta untuk melapor bila menemui berbagai masalah terikait supplai air.
“Karena kami tahu masih ada wilayah-wilayah yang menjadi stress area karena tidak mendapatkan air selama 24 jam. Untuk masyarakat yang tidak terdampak harap bijak menggunakan air, jangan melakukan pemborosan karena akan berdampak pada wilayah lainnya,” tutup Lagat. (*)
Reporter: Yashinta