batampos – Pedagang barang seken khususnya untuk pakaian, tas, ataupun sepatu mulai kehabisan stok. Sudah sebulan ini mereka tidak mendapat pasokan dari luar karena larangan masuknya barang seken ke Indonesia.
Pedagang pakaian dan aksesoris seken kini hanya bisa mengandalkan stok lama. Barang yang sebelumnya tidak laku terjual dipajang sembari menunggu masuknya stok barang seken dari Singapura ataupun Malaysia.
“Sudah mau sebulan ini tak dapat stok. Ini jual sisa-sisa stok sebelumnya. Sudah menipis padahal pesanan online sudah cukup banyak. Bingung kami pedagang ini,” ujar Boim, pedagang di pasar seken Aviari.
Baca Juga:Â Kasus Covid-19 Tinggi di Singapura dan Malaysia, Penumpang Pelabuhan Internasional di Batam Masih Normal
Senada disampaikan Ernita, pedagang pakaian seken di pasar paket Simpang Tobing, Batuaji, stok barang jualan menipis. Baju dan celana yang dijual saat ini kurang diminati sebab tak bermerk dan kurang bagus.
“Karena ini sisa stok sebelumnya. Yang bagus pada laku semua. Yang sisa ini bisa dibilang yang kurang bagus makanya dijual murah saja. Rp 1.000 per lembar juga saya layani. Belum ada (stok) datang lagi. Katanya susah sekarang karena dilarang pemerintah,” ujarnya.
Padahal, katanya, pedagang pakaian seken lainnya dan masyarakat Batam khususnya di Batuaji dan Sagulung sangat terbantu dengan barang bekas yang mereka jual. Itu karena harganya terjangkau dan juga pakaian dan sepatu yang dijual bermerk.
Baca Juga:Â Rekam dan Sebar Video Syur, Karyawan Swasta di Batam Peras Mantan Pacar
Hafana, warga yang dijumpai di pasar seken Aviari juga menyampaikan pendapat yang sama. Pakaian dan barang seken yang ada di Batam selama ini sangat membantu dia untuk mendapatkan barang bermerk dengan harga yang terjangkau.
“Kalau benar dilarang agak susah lah kami masyarakat kecil ini. Tak sanggup kalau beli pakaian bagus yang baru. Baju dan celana bermerk sudah jutaan rupiah sekarang harganya,” katanya. (*)
Reporter: Eusebius Sara