batampos – Aturan pembebasan masuk ke Singapura, tidak akan memberikan dampak terhadap pariwisata Batam. Hal itu diungkapkan oleh pelaku pariwisata Batam. Ketua DPD Asita Kepri, Eva Betty Siahaan mengaku sudah mendengar informasi, kemudahan untuk masuk ke Singapura.
“Tidak terlalu berpengaruh pada pariwisata Batam,” kata Eva kepada Batam Pos, Senin (13/2).
Ia mengatakan, aturan yang dapat meningkatkan pariwisata Batam itu yakni pembebasan bea VoA dan turunnya harga tiket ferry ke Singapura atau sebaliknya. Perubahan dua aturan itu, diyakini oleh Eva dapat memberikan dampak signifikan terhadap pariwisata di Batam.
Baca juga:Â PHRI Kepri Bilang Terkait Pencabutan Persyaratan Covid-19 di Singapura
Penurunan harga tiket, semakin meningkatkan menjual pariwisata di Batam. Baik untuk wisman maupun wisnus. “Sekarang harga tiket ferry sudah mencapai Rp 800 ribuan,” ujarnya.
Sejak kenaikan harga tiket, sulit rasanya menjual pariwisata Batam di Singapura atau sebaliknya. Saat ini, kata Eva, yang sedang laris itu wisnus ke Johor.
Hal yang senada diucapkan oleh Nongsa Resort Group Director, Gerald Hendrick. Ia mengatakan bebas bea VoA dan penurunan harga tiket, akan meningkatkan jumlah wisman ke Batam.
“Pembebasan aturan oleh Singapura, tak memberikan efek. Nah, efek bagi Batam itu yah tadi (pembebasan VoA dan penurunan harga tiket kapal),” ucap Gerald.
Baca Juga:Â Singapura Hapus Aturan Covid-19 Mulai Besok, Belum Vaksin Boleh Masuk
Gerald mengatakan, jika tidak bisa dibebaskan. Setidaknya diberikan keringan, bea VoA turun dari saat ini sebesar Rp 500 ribu.
Akibat bea VoA, beberapa wisman dari Singapura memilih pergi ke Malaysia. Sebab, turis-turis dari berbagai negara itu dari Singapura ke Malaysia bebas VoA. Selain itu, harga transportasi yang terbilang murah.
“Hanya sekitar 20 hingga 25 Dolar Singapura saja. Sedangkan ke Batam, lebih dari 80 Dolar Singapura (sekitar Rp 800 ribuan),” ucap Gerald.
Batam, kata Gerald secara alam jauh lebih cantik dibandingkan Malaysia. Pantai yang indah, pasir putih yang menawan dan alam yang terjaga. Namun, kurang menarik, akibat biaya yang harus dikeluarkan terlalu besar.
Baca Juga:Â Polisi Nilai Kasus Pencurian Fasilitas PJU Janggal
“Lagian jika semakin banyak yang datang, bisa dibilang dolar tourism. Semakin banyak orang menukarkan dolar ke rupiah dan banyak berbelanja di Batam,” ucapnya.
Semakin banyak wisman, memberikan dampak terhadap UMKM, toko-toko souvenir, restoran dan hotel. Sehingga, ekonomi Batam terus bergerak, dengan mengandalkan pariwisata.
“Permintaan kami itu saja, tak banyak,” ucapnya. (*)
Reporter: FISKA JUANDA