batampos – Usulan penururan tarif Visa on Arrival (VoA) bagi wisatawan non-ASEAN untuk masuk ke Batam, urung terealisasi pada bulan kedua tahun 2024 ini. Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Batam, Jadi Rajagukguk, mengatakan, usulan penurunan tarif VoA dari 50 dolar Singapura (SGD) atau sekitar Rp 585 ribu (kurs 1 dolar Singapura = Rp 11.700), menjadi 10 SGD (Rp 117 ribu) sudah disampaikan kepada pemerintah pusat.
”Untuk tingkat daerah, upaya kami sudah maksimal lah. Namun karena putusan ini harus dari Kemenkeu (Kementerian Keuangan), kami di daerah bersama pelaku wisata juga tengah menunggu ACC (persetujuan) dari pusat. Karena kami juga sangat menunggu,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris PHRI Kepri, Yeyen Heryawan, menga-takan, pelaku wisata juga menunggu terwujudnya penuru-nan tarif VoA guna mendorong angka kunjungan wisatawan ke Batam.
Baca Juga: Seminggu Jelang Imlek, Ragam Pernak-Pernik Diburu Warga Tionghoa
Ia mengakui, saat ini jumlah kunjungan wisman ke Batam masih terkendala dengan pemberlakuan tarif VoA 50 SGD setiap berkunjung dan masuk ke Batam. ”Kalau pelaku wisata maunya kunjungan banyak, sehingga efek domino akan dirasakan oleh pelaku wisata yang ada di Kota Batam ini,” kata dia.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata, mengatakan, kemudahan bagi wisman masuk ke Batam sangat diperlukan. Namun, karena regulasi berada di pusat, pihaknya tinggal menunggu persetujuan dari pusat.
Ia berharap, realisasi dari penurunan tarif VoA bisa segera diterapkan. Sehingga, akan ada disambut luar biasa oleh wisman yang selama ini enggan masuk, karena VoA ini dinilai berat.
Baca Juga: Bantu Stabilitas Pangan, Bulog Batam Gelontorkan hingga 380 Ton Beras SPHP
Batam memiliki tujuan untuk mendapatkan angka kunju-ngan hingga 2 juta wisman. Untuk mewujudkan hal itu, perlu regulasi yang memudah-kan wisman masuk ke Batam ini. Salah satunya, kemudahan melalui penurunan tarif VoA ini. ”Kalau kami inginnya bebas VoA ini untuk beberapa negara. Pak Wali (kota Batam) sudah usulkan wisman dengan pemegang paspor Cina, Korea, Jepang bebas masuk ke Batam. Agar sektor wisata Batam ini bisa kembali seperti 2019 lalu,” ungkapnya. (*)
Reporter : Yulitavia