batampos – Seminggu sudah warga Cipta Green Mansion dan Woodland Harmoni datang ke kantor SPAM Batam, Batamcenter. Mereka memprotes pelayanan buruk yang didapatkan. Kal itu, janji-janji manis pun disampaikan, demi menenangkan warga.
Tapi sampai saat ini, air bersih tetap jua tak mengalir lancar ke perumahan warga. “Sejak demo kemarin, air belum lancar. Masih sama seperti kemarin,” kata Bayu Jeputra, Kamis (19/1).
Warga di dua perumahan itu, masih saja harus begadang setiap malam. Sebab, air hanya mengalir saat dini hari. itu pun hanya beberapa jam saja, kata Bayu. Setelah itu, air kembali mati.
Baca Juga:Â Sopir Antre dan Blokir Jalan di Depan SPBU Tembesi, Ini Penjalasan Disperindag Batam
Saat menanti pelayanan yang lebih baik dari SPAM Batam, kini mereka mendengar kabar mengenai kenaikan tarif air. “Tidak layaklah, jika (pelayanan) masih belum diperbaiki,” ujar Bayu.
Bayu mengatakan tidak terlalu mempermasalahkan dengan tarif naik. Tapi, jika pelayanan masih seperti saat ini, ia sangsi air bersih akan mengalir lancar ke rumahnya dan warga Cipta Green Mansion dan Woodland Harmoni.
Hal yang senada diucapkan Yogi, warga Beverly. Ia mengatakan di Perumahan Beverly tidak mengalami gangguan. Tapi, di ruko miliknya di kawasan Royal Sincom, Batamcenter, air hanya hidup saat malam hari.
“Tempat itu kawasan usaha, tapi airnya tidak lancar,” ujarnya.
Baca Juga:Â Mobil Pickup Tabrak Truk yang Parkir, Sopir Luka-Luka
Yogi mengatakan sudah setahun, air mengalir tak lancar di kawasan itu. Sejak SPAM Batam ambil alih dari ATB, air sempat mengalir dengan baik.
“Tapi setelah itu, air tidak lancar sampai sekarang,” ujarnya.
Yogi mengaku dengan pelayan yang buruk, masih tetap membayar dengan biaya maksimal. Jika tarif air naik, tentunya tak seimbang dengan pelayanan yang diterimanya.
“Perbaiki dulu pelayanan ke masyarakat, barulah memikirkan naik tarif,” ujarnya.
Kepala Perwakilan Ombudsman Kepri, Lagat Patar Parroha Siadari mengatakan, tak tepat jika SPAM Batam akan menaikan tarif. Sebab sampai saat ini, SPAM Batam belum bisa membuktikan pelayanan yang mumpuni.
Lagat mengaku cukup kaget berhembusnya kabar kenaikan tarif ini. Karena sebelumnya keluhan buruknya pelayanan SPAM Batam, terdengar di beberapa wilayah. Air mengalir tidak lancar, selisih pembayaran air, air mati dan kualitas air yang tak baik.
Baca Juga:Â Soal Pembatasan Gas Melon, Disperindag Batam Tidak Tahu
“Lalu, tiba-tiba kedengaran mau naik tarif saja. Bereskan dulu pelayanan, kualitas dan kuantitas air,” kata Lagat.
Masyarakat, kata Lagat, tidak akan mempersoalkan jika ada kenaikan tarif, tapi SPAM Batam memberikan pelayanan yang terbaik. “Saat ini kondisinya kurang tepat lah,” ujarnya.
SPAM Batam, kata Lagat, memiliki keuntungan hingga miliaran rupiah. Lagat mempertanyakan kemana aliran uang dan dipergunakan untuk apa saja. Kenapa tiba-tiba ada kenaikan tarif.
Apabila tarif dinaikan, pelayanan dinilai Lagat juga masih abu-abu. Karena tidak ada kepastian kapan lancarnya pelayanan air. Ia mengatakan Walikota Batam di media menyebutkan pelayanan akan lancar Maret 2023. Sementara operator SPAM menyampaikan kepada Ombudsman air akan lancar September 2023.
Baca Juga:Â Perbaikan PJU Rampung, Jangan Dirusak Lagi Apalagi Dicuri!
Meski tarif naik, ia tidak yakin ada jaminan pelayanan membaik. Sehingga, keputusan ini dinilai Lagat sangat tidak rasional. Dipandang dari Undang-Undang Pelayanan Publik, Lagat mengatakan air adalah sebuah kebutuhan dasar.
“Sepertinya pak Rudi tidak tahu permasalahan masyarakatnya,” ungkap Lagat.
Ia berharap BP Batam, SPAM Batam maupun Moya dapat menjelaskan mengenai tarif ini. Selain itu, Lagat meminta keterbukaan dari BP Batam, mengenai pengelolaan air. “Apa itu hulu dan hilir. Sampaikan dan berikan penjelasan ke masyarakat,” ujarnya.
Ia mengatakan sejak awal tender sampai sekarang, ia meminta keterbukaan dari BP Batam. Tapi tidak ada jawaban yang diberikan oleh BP Batam. “Saya sudah bersurat, jangan bilang bu Tuti (humas BP Batam) bilang tidak lagi. Tapi memang tidak ada jawaban,’ tuturnya.
Persoalan air, adalah hajat hidup orang banyak. BP Batam, kata Lagat, harus terbuka dan meningkatkan pelayanannya. (*)
Reporter: FISKA JUANDA