batampos – Masyarakat RW 09 Perumahan Taman Pesona Indah (TPI), Kelurahan Tanjunguncang tetap menolak rencana pembangunan unit sekolah baru di lokasi fasum mereka. Alasannya perumahan tersebut hanya memiliki satu fasum tersebut.
“Ada enam RT di sini. Jumlah warga ada sekitar 4.000. Inilah fasum satu-satunya untuk kami adakan acara, berkumpul, dan bermain anak-anak. Kalau ini dipakai untuk sekolah mau kemana lagi kami nanti bikin acara dan lain sebagainya,” ujar Ketua RW 09 Abdul Gani.
Untuk itu, dia yang mewakili masyarakat Perumahan TPI minta pemerintah untuk mengkaji ulang rencana pembangunan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri II Batam di lahan perumahan mereka tersebut.
“Mohon dipertimbangkan lagi. Nanti kami sampaikan ke Pemko biar diteruskan ke Dinas Pendidikan Provinsi Kepri. Carilah lahan di luar sana. Masih banyak lahan kosong,” ujar Abdul.
Baca Juga:Â Disdik Kepri Kecewa Warga Tolak Pembangunan SLB II di Batuaji
Sementara Dinas Pendidikan Provinsi Kepri berpandangan pembangunan unit sekolah baru untuk SLB N II di Batam ini sudah sangat mendesak. Tahun ajaran baru nanti ditargetkan sudah beroperasi.
Untuk itu mereka juga meminta kepastian dari Pemko Batam untuk lahan yang bisa segera digunakan.
“Kalau memang di situ tak bisa, tolong diganti dengan yang lain. Bereskan masalah lahan ini biar segera dibangun,” ujar Kepala Bidang SLB Disdik Kepri Elmi.
Dijelaskan Elmi, saat ini proses pelelangan pembangunan unit sekolah baru SLB mulai dari tingkat SD hingga SMA tersebut sudah selesai. Tinggal melaksanakan pembangunan saja. Jika tidak ada kendala pembangunan sudah berjalan dan akhir tahun sudah bisa rampung.
“Kenapa ini mendesak karena memang di Batam baru ada satu SLB N di Batam Center. Sudah kebanyakan siswanya. Tiap tahun bertambah terus makanya tahun ini kita tambahkan satu unit Sekolah baru lagi. Nanti tahun ajaran baru sudah bisa dipakai,” ujar Elmi.
Baca Juga:Â Hanum Akhirnya Kembali Sebagai Guru Pengajar di SDN 013 Sekupang
Dalam PPDB sebelumnya polemik daya tampung SLB di Batam cukup bermasalah karena jumlah siswa yang mendaftar jauh lebih banyak dari kuota daya tampung. Orangtua memilih SLB N Negeri karena merasa tidak mampu sekolahkan anak mereka di SLB swasta.
“Kalau SLB swasta lumayan mahal uang sekolahnya. Karena membimbing anak berkebutuhan khusus. Ini peluang baik bagi masyarakat Batam harus didukung demi hak pendidikan semua anak. Semoga ini secepatnya diselesaikan oleh Pemko dan Pemrov biar segera bangun,” kata Elmi. (*)
Reporter: Eusebius Sara