batampos – Pulau Buluh, Kecamatan Bulang, Kota Batam, dikenal sebagai salah satu daerah dengan mayoritas penduduk yang menggantungkan hidup dari sektor perikanan. Meski memiliki potensi ekonomi yang besar, nelayan di wilayah ini kerap menghadapi risiko kerja tinggi, seperti cuaca ekstrem, kecelakaan di laut, serta tekanan psikologis akibat tantangan profesi mereka.
Menjawab kebutuhan tersebut, pada 10 Juli 2024, dilaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan tema “Pemberdayaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nelayan Pulau Buluh Kecamatan Bulang Kota Batam.” Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Ice Irawati, SKM, M.Kes, dosen Program Studi K3 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibnu Sina (UIS), bersama tim yang terdiri dari Yudithia Prameswari, S.Psi, M.Psi (dosen Psikologi Uniba), M. Kafit, SKM, M.Kes (dosen K3 UIS), dan mahasiswa Prodi K3 UIS (Arimbi Julida Husna, Dhea Pramesti Cahyani, dan Ade Meylani).
Program ini bertujuan meningkatkan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan nelayan melalui penyuluhan, edukasi K3, serta pemberian alat keselamatan dan ergonomis. Penyuluhan lanjutan mengenai kesehatan kerja dan ergonomi diadakan pada 14 Agustus 2024. Seluruh kegiatan didukung oleh DRTPM melalui hibah pengabdian masyarakat dosen tahun anggaran 2024.
Dalam penyuluhan yang melibatkan sekitar 40 nelayan, narasumber dr. Dina Maulina, MKKK, memberikan edukasi terkait keselamatan kerja di laut, serta penggunaan alat pelindung diri dan prosedur keselamatan yang benar. Pengetahuan ini diharapkan mampu mengurangi risiko kecelakaan kerja dan meningkatkan keselamatan saat nelayan beraktivitas di laut.
“Kami berharap dengan adanya pelatihan ini, nelayan bisa bekerja dengan lebih aman dan produktif, sehingga risiko kecelakaan di laut dapat diminimalkan,” ujar Dr. Ice Irawati.
Tidak hanya itu, kegiatan ini juga menyediakan alat keselamatan seperti pelampung dan alat tangkap ergonomis, serta buku panduan keselamatan kerja. Alat-alat ini diberikan langsung kepada nelayan dengan harapan mereka dapat bekerja lebih tenang dan aman.
Selain edukasi K3, konseling psikologis juga diberikan oleh Yudithia Prameswari, S.Psi, M.Psi, untuk membantu nelayan mengatasi tekanan mental dan stres akibat pekerjaan. Stres yang tidak ditangani dengan baik dapat memengaruhi kinerja dan kesejahteraan mental, sehingga melalui sesi ini, diharapkan nelayan dapat lebih siap menghadapi tantangan pekerjaan.
“Dengan adanya konseling psikologis ini, kami berharap nelayan dapat mengatasi tekanan pekerjaan lebih baik, menjaga kesehatan mental, dan meningkatkan kualitas hidup mereka,” kata Yudithia.
Kegiatan ini juga didukung oleh perangkat desa, yang diwakili oleh Lurah Pulau Buluh, Karim Lu. Dukungan pemerintah lokal menjadi kunci dalam keberhasilan program ini, yang bertujuan menciptakan dampak jangka panjang bagi komunitas nelayan di Pulau Buluh.
“Dengan adanya sinergi antara pemerintah, universitas, dan masyarakat, diharapkan program pemberdayaan ini dapat berjalan berkelanjutan dan memberikan manfaat nyata bagi nelayan,” tambah Dr. Ice.
Pemberdayaan ini tidak hanya fokus pada aspek keselamatan fisik, tetapi juga kesejahteraan psikologis dan ekonomi nelayan. Dengan peningkatan pemahaman tentang K3 dan dukungan psikologis yang memadai, produktivitas dan kualitas hidup nelayan diharapkan meningkat secara signifikan.
Program ini juga diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membangun kemitraan yang berkelanjutan antara komunitas nelayan, pemerintah, dan lembaga pendidikan, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di masa mendatang. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra