batampos – Aksi unjuk rasa masyarakat Tanjunguncang menuntut normalnya aliaran air ke pemukiman mereka, Rabu (18/9) berjalan sukses. Badan Pengusahaan (BP) Batam dan PT Air Batam Hilir selaku pengelolaan air minum di Batam langsung menanggapi tuntutan warga tersebut dengan memasang mini booster untuk menambah daya alir air ke Perumahan Putra Jaya.
Namun demikian aksi masyarakat ini meninggalkan kesan kurang baik. Sepanjang perjalanan aksi, terutama saat mengawali aksi di wilayah Tanjunguncang, tidak sedikit yang merasa terganggu atau dirugikan atas aksi massa ini. Pengusaha galangan kapal mengaku dirugikan karena aksi blokade akses jalan ke kawasan galangan kapal. Pekerja akhirnya tak bisa masuk kerja dan merugikan perusaan galangan kapal.
Hal ini dikeluhkan pengusaha galangan kapal yang bergabung dalam Ikatan Perusahaan Galangan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Kepri.
Baca Juga:Â DPRD Batam Desak Perbaikan Pelayanan Air Bersih, Menyeluruh
“Silahkan berdemo dan itu hak masyarakat, tapi tolong jangan ganggu atau halangi aktifitas lainnya. Aksi kemarin itu merugikan perusahaan galangan karena banyak pekerja yang tak bisa masuk kerja. Mari sama-sama kita jaga Batam ini agar tetap aman dan tentram,” ujar Ketua Iperindo Kepri Ali Ulai melalui sekretarisnya Tia.
Selain pengusahaan, dampak buruk dari aksi unjuk rasa ini juga dialami oleh masyarakat dan beberapa pekerja lainnya. Beberapa pekerja dilaporkan jadi korban penganiayaan dan pemukulan saat massa melakukan sweeping di sepanjang jalan utama ataupun di lokasi perusahaan.
“Ada kejadian pemukulan dan penganiayaan. ceritanya gini, saat demo, itu ada beberapa pria tiba-tiba tendang motor dan mukul abang saya. Cukup parah dan sekarang lagi berobat. Itu di sekitaran depan PT Wasco,” ujar sumber yang mengadu melalui medsos.
Batam Pos yang mencoba menelusuri informasi di lapangan, memang banyak pekerja yang membenarkan adanya intimidasi dan pemukulan ketika aksi unjuk rasa tersebut berjalan.
“Iya ada sweeping dan pemukulan juga. Itu yang kita sesalkan. Padahal kita dukung mereka melakukan aksi itu karena memang kita tahu air adalah kebutuhan pokok yang memang tak boleh diabaikan. Semoga ke depannya tak terjadi lagi, ” ujar Imran, seorang pekerja galangan di Tanjunguncang.
Baca Juga:Â Polisi Bantah Foto yang Beredar Terkait Korban Begal di Temiang
Pihak kepolisian Batuaji saat dicoba konfirmasi mengaku aksi demo yang dilakukan masyarakat Tanjunguncang ini sudah dikawal dengan baik. Jika ada kejadian atau tindakan dari para pendemo yang merugikan orang lain diminta untuk membuat aduan resmi ke polsek.
“Secara umum kita lihat berjalan dengan baik. Kalau memang ada yang jadi korban pemukulan atau sweeping, silahkan membuat laporan resmi ke polsek,” ujar Kanit Reskrim Polsek Batuaji Iptu Andi Pakpahan. (*)
Reporter: Eusebius Sara