batampos – Pemko Batam berupaya mengantisipasi kenaikan sejumlah komoditi, jelang bulan puasa. Pemenuhan bahan pokok dan pengendalian harga masih menjadi persoalan yang belum berhasil diatasi Pemko Batam hingga saat ini.
Kenaikan harga yang terjadi tidak dapat diduga. Meskipun pasokan cukup, namun harga tidak kunjung bisa dikendalikan. Hal ini terbukti beberapa bahan sembako mulai naik, namun stok cukup di pasaran.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batam, Jefridin, mengatakan, bersama dengan pihaknya masih berupaya mengendalikan harga di pasar. S
elain menambah pasokan ke Batam, pihaknya juga akan kembali menggelar pasar murah, hingga sembako murah.
Baca Juga: Puncak HPN 2023, Presiden Joko Widodo Ketik Kata HPN di Mesin Tik Tua
Seperti diketahui pada tahun 2022, berbagai faktor mempengaruhi tingkat inflasi Kota Batam. Namun dari sisi kebutuhan bahan pokok, Batam dapat mengendalikannya dengan baik berkat kerjasama dari semua pihak terutama Asosiasi Distributor Bapok Batam.
“Peran distributor juga sangat penting. Berdasarkan pengalaman di tahun lalu, pasar murah berhasil mengintervensi harga di pasar,” ujarnya, Kamis (9/2/2023).
Awal tahun ini, pihaknya juga mewaspadai kenaikan pada sejumlah komoditi pangan. Salah satunya adalah beras. Berdasarkan informasi di pasar kenaikan beras mencapai Rp3 ribu perkilogram.
Baca Juga: Destinasi Wisata Baru yang Megah, Pulau Nirup Siap Beroperasi
“Yang pasti akan berpengaruh pada inflasi kita. Sehingga stok ketersediaan beras Batam sangat penting perlu kita antisipasi,” ujar Jefridin.
Bersama dengan Bulog, pihaknya akan mencoba meminimalisir kenaikan harga beras. Salah satunya dengan menjamin ketersediaan beras di Batam.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Kota Batam, Agus Kadaryanto, mengungkapkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Batam pada bulan Januari 2023 menunjukkan deflasi sebesar 0,26 persen.
Dengan tingkat inflasi tahun ke tahun Januari 2023 terhadap Januari 2022 sebesar 4,90 persen.
Baca Juga: Masjid Tanjak Ramai Dikunjungi Warga Batam saat Sore
“Bila melihat kelompok yang andil menyebabkan inflasi tertinggi ialah angkutan udara, kemudian disusul bayam dan kangkung. Terlihat sederhana tapi mampu menyebabkan inflasi,” ujarnya.
Oleh sebab itu, BPS Kota Batam memaparkan data tersebut juga sebagai bahan acuan bagi Pemko agar dapat mengambil kebijakan dalam pengendalian inflasi di kota batam, terutama menjelang puasa dan hari raya.
Kepala Tim Perumusan KEKDA Provinsi dari Bank Indonesia, Sudarta, menyampaikan perlunya antisipasi terutama menjelang ramadhan dan idul fitri. Dimana komoditas yang sama setiap tahunnya naik secara berulang.
“Yaitu angkutan udara, bayam, cabai merah dan daging ayam ras. Barangnya banyak tapi harganya tetap naik. Ini perlu diketahui sebabnya apakah mengikuti harga nasional atau ada faktor lain,” kata Sudarta.
Baca Juga: Banyak Pengiriman PMI Ilegal, Kapolsek KKP: Jangan Tergiur Iming Gaji Besar
Selain operasi pasar dan pasar murah, Pemko Batam telah melakukan upaya lain guna menurunkan inflasi. Diantaranya urban farming, yang dapat dilakukan masyarakat di halaman rumahnya masing- masing. Yaitu pembagian bibit cabai. Melalui program sederhana ini, dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat.
“Bagaimana kita bisa mempertahankan tingkat inflasi yang rendah di Batam salah satunya adalah dengan rapat seperti ini, agar inflasi kita dapat terkendali sesuai target pemerintah,” tutup Jefridin.(*)
Reporter: Yulitavia