batampos – Pemerintah Kota Batam menargetkan 96 persen belanja produk dalam negeri tahun ini. Target ini meningkat dua kali lipat sejak aturan dikelurkan pemerintah pusat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota Batam Jefridin Hamid mengatakan realisasi penggunaan produk dalam negeri saat ini sudah mencapai Rp215 miliar.
Pembelian produk dalam negeri meliputi kebutuhan barang untuk menunjang roda pemerintahan. Penggunaan mulai dari benda terkecil sekaligus seperti pulpen, dan alat tulis kantor lainnya.
“Tadi sesuai dengan arahan Kemendagri, target tahun ini harus 95 persen. Kalau bisa lebih dari target. In Sha Allah Batam sanggup,” sebutnya usai menghadiri rapat via zoom di Lantai IV Kantor Wali Kota Batam, Selasa (11/4/2023).
Baca Juga:Â Atasi Krisis Tenaga Welder di Batam, Disnaker Dorong Perusahaan Gelar Pelatihan
Konsumsi produk dalam negeri dititik beratkan pada pembangunan infrastruktur atau konstruksi. Saat ini, untuk rencana infrastruktur masih dalam tahap lelang konsultan, dan nanti jika sudah masuk pada proses pembelanjaan kebutuhan pembangunan, semua akan merujuk pada produk dalam negeri.
“Beberapa tahun ini, Pemko Batam masih melanjutkan pembangunan infrastruktur. Sehingga konsumsi belanja produk dalam negeri terus meningkat,” ujarnya.
Jefridin menyebutkan saat ini sudah ada transaksi kurang lebih 2.898 untuk produk dalam negeri. Ia berharap target yang diberikan oleh pusat bisa direalisasikan dengan baik.
Baca Juga:Â DPRD Batam Minta Pelayanan Air Bersih Ditingkatkan
“Kami juga sudah bentuk tim. Jadi semua OPD yang ingin melakukan pembelian kebutuhan barang maupun jasa harus produk dalam negeri. Ini guna mendukung sektor UMKM terus berkembang,” bebernya.
Lanjutnya, mendukung produk lokal untuk berkembang bisa membantu ekonomi terus bertumbuh. Produk lokal juga saat ini sudah memiliki kualitas yang bagus, dan terjamin.
“Misalnya beras, untuk saat ini mengandalkan produk lokal. Namun Kalai terjadi kelangkaan baru diimpor. Namun sejauh ini stok produk lokal masih cukup dan memenuhi permintaan,” ungkapnya.(*)
Reporter: Yulitavia