Minggu, 22 September 2024

Pemprov Kepri Diminta Siaga

Berita Terkait

spot_img
Laboratorium Bergerak Survailen BTKLPP Kelas I batam Dalil Harahap2 scaled e1643360893837
Ilustrasi. Dua petugas medis dari BTKLPP Kelas I Batam melakukan pemeriksaan sampel covid-19 dengan TCM mastermix dan Ekstraksi di mobil laboratorium bergerak survailans di Sagulung, beberapa waktu lalu. Foto: Dalil Harahap/Batam Pos

batampos – Pemerintah pusat meminta Pemprov Kepri siaga dan melakukan pembatasan di pintu masuk. Terlebih Kepri berbatasan langsung dengan Singapura yang membuat potensi masuk varian Omicron baru ini menjadi sangat besar.

Varian Omicron XBB diketahui menyebabkan lonjakan kasus yang tajam di Singapura, diiringi dengan peningkatan tren perawatan di rumah sakit.



Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, melalui Ketua Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Batam dr. Fairuza Laily, mengatakan, sejauh ini belum ada pembatasan di Kota Batam.

Baca Juga: BPOM Rilis 133 Obat Sirup yang Aman, Dinkes Batam Tunggu Surat Resmi Kemenkes

Menurutnya, apapun variannya, pencegahan utama tetap protokol kesehatan (prokes).

“Jadi prokes yang kita tetap laksanakan. Tetap memakai masker, cuci tangan dan menghindari kerumunan,” tambah dr. Fairuza Laily.

Diketahui, Subvarian Omicron XBB telah terdeteksi di Indonesia, masyarakat diminta waspada dan memperkuat protokol kesehatan, terutama memakai masker.

Baca Juga: Enam Anak di Kepri Meninggal Dunia Karena Gagal Ginjal Akut

Varian XBB menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 yang tajam di Singapura, diiringi dengan peningkatan tren perawatan di rumah sakit.

“Peningkatan kasus gelombang XBB di singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2” Ujar Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. M. Syahril

Sejak pertama kali ditemukan, sebanyak 24 negara melaporkan temuan Omicron varian XBB termasuk Indonesia.

Kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, terdeteksi pada seorang perempuan, berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Baca Juga: Rutan Batam Panen Ratusan Kg Lele Hasil Budidaya Warga Binaan

“Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober” jelas dr. Syahril

Syahril meminta masyarakat mengedepankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan pakai masker, dan melakukan testing apabila mengalami tanda dan gejala corona.(*)

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Update