Sabtu, 21 September 2024

Pencabulan Anak Marak di Batam, Ini Kata Pemerhati Anak Kepri

Berita Terkait

spot_img
Erry Syahrial Ketua Komisi Perlindungan Pengawasan Anak Daerah KPPAD Kepri. e1637539814862
Aktivis pemerhati anak Kepri, Erry Syahrial. Foto: Dokumentasi Batam Pos

batampos – Pemerhati Anak Kepri, Erry Syahrial menilai maraknya kasus pencabulan anak saat ini akibat majunya teknologi dan penggunaan ponsel bagi anak. Menurut dia, konten di media sosial dapat mempengaruhi perilaku anak.

“Selain itu pelaku saat ini juga mengincar korbannya melalui internet. Jadi konten-konten di medsos itu merusak nilai-nilai moral yang ditanamkan di rumah dan di sekolah,” katanya



Erry menilai selain membatasi penggunaan ponsel, orangtua juga harus membatasi anaknya untuk mengenal orang yang lebih dewasa. Kemudian memberikan pemahaman tentang bahayanya pergaulan bebas.

“Intinya balik lagi ke keluarga. Bagaimana pengawasan dan memberikan anak pemahaman,” katanya.

Baca Juga: Sebulan 3 Kasus Pencabulan Anak di Batam, Ini Modusnya

Selanjutnya, kata Erry, orangtua juga harus memberikan kenyamanan kepada anaknya khususnya saat dirumah. Hal ini untuk mengantisipasi anak kabur dari rumah.

Menurut Erry, ketidakbetahan anak di rumah tersebut yang dimanfaatkan para pelaku pencabulan. Sehingga, anak akan merasa lebih nyaman dengan orang lain.

“Karena sering komunikasi dengan pelaku ini, maka anak akan lebih nyaman. Jadi nekat kabur dari rumah,” tutupnya.

Baca Juga: Stadion Temenggung akan Direnovasi Lebih Megah Seperti Stadion di Inggris

Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Barelang, Iptu Dwi Dea Anggraini menjelaskan tahun ini kasus pencabulan anak meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2021, polisi menangani 15 kasus, sedangkan di tahun ini hingga bulan Juni, terdapat 12 kasus.

“Tahun ini kasus pencabulan memang meningkat. Dan dari seluruh kasus yang ditangani tahun ini, kebanyakan sudah p21,” ungkap Dea.

Dengan maraknya kasus pencabulan di Batam saat ini, Dea mengimbau kepada orangtua untuk meningkatkan pengawasan kepada anaknya. Kemudian membatasi anak dalam penggunaan sosial media, dan dengan siapa anak bergaul. “Orangtua diimbau untuk mengontrol dengan siapa anak bergaul,” paparnya. (*)

 

 

Reporter: Reporter: YOFI YUHENDRI

spot_img

Update