batampos – Tim SAR gabungan kembali melanjutkan pencarian terhadap nelayan yang hilang saat mencari ikan di perairan Pulau Pelampong, dekat perbatasan Batam-Singapura, pada Sabtu (31/8) dini hari. Pencarian yang telah memasuki hari ketiga, Senin (2/9), diperluas hingga dua nautical mile.
Kepala Basarnas Pos Batam, Dedius, mengungkapkan bahwa pencarian dilakukan oleh tujuh anggota tim Basarnas, dibantu oleh Polairud Polda Kepri dan Badan Keamanan Laut (Bakamla) Batam.
“Lokasi pencarian diperluas di sekitar area terakhir korban diketahui hilang. Kami juga dibantu oleh TNI AL dan Polairud Polda Kepri,” ujarnya, Senin (2/9).
Baca Juga: Pencarian Nelayan yang Hilang di Perbatasan Batam-Singapura Memasuki Hari Kedua
Dalam operasi ini, tim SAR menggunakan sejumlah peralatan canggih, termasuk drone thermal dan aquaeye yang mampu mendeteksi suhu tubuh manusia di dalam air. Namun, upaya pencarian terkendala oleh titik koordinat yang diduga berada dalam wilayah perairan Singapura.
“Basarnas Batam telah berkoordinasi dengan pihak Singapura terkait musibah ini. Saat ini, tim masih di lapangan,” tambah Dedius.
Nelayan yang hilang, Mochamad Johari (33) warga Kecamatan Belakang Padang, Johari hilang setelah diduga kapalnya ditabrak kapal cepat di perairan Pulau Pelampong.
Berdasarkan keterangan dari rekannya, pada Sabtu, 31 Agustus 2024, sekitar pukul 03.00 WIB, Johari bersama rekannya Agus pergi memancing di perairan Pulau Pelampong. Saat mendekati perbatasan Singapura, kapal mereka disalip oleh dua kapal cepat yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Setelah menyadari bahwa Johari hilang, Agus menemukan alat pancing korban di sekitar perbatasan Singapura, namun Johari dan kapalnya tidak ditemukan. Beberapa puing kapal juga ditemukan di lokasi tersebut.
“Kami menerima laporan dari saksi-saksi dan saat ini pencarian masih terus berlangsung. Dugaan identifikasi berada di ranah kepolisian,” jelas Dedius. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra