Sabtu, 21 September 2024

Penduduk Miskin di Batam Bertambah 500 Jadi 83.090 Orang

Berita Terkait

spot_img
miskin jawapos
Ilustrasi. Jawapos.com
batampos – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Batam pada Maret 2023 sebanyak 83.090 orang. Angka ini bertambah 0.50 ribu atau sekitar 500 orang dibandingkan Maret 2022 yang berjumlah 82.590 orang.

Kepala BPS Kota Batam Agus Kadaryanto mengatakan, secara persentase tercatat pada Maret 2023 penduduk miskin di Kota Batam sebesar 5,02 persen. Angka ini menurun 0,17 persen poin dibandingkan dengan persentase penduduk miskin Kota Batam pada bulan Maret 2022 yakni sebesar 5,19 persen.

“Potret kemiskinan Kota Batam pada Maret 2023 mengalami peningkatan dari sisi jumlah penduduk miskin dan penurunan dari sisi persentasenya,” ujar Agus, Selasa (5/12).



Meskipun persentase penduduk miskin menunjukan tren yang menurun pada periode Maret 2023, tetapi potret kemiskinan dari sisi jumlah penduduk miskin malah mengalami tren yang meningkat dibanding periode sebelumnya. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan jumlah penduduk miskin ini lebih lambat dibandingkan pertumbuhan jumlah penduduk secara umum.

“Pada Maret 2023, jumlah penduduk miskin atau penduduk dengan pengeluaran perkapita di bawah garis kemiskinan di Kota Batam mencapai 83.090 orang. Angka ini bertambah 500 orang penduduk miskin dibanding Maret 2022,” tutur Agus.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura dan Malaysia, Dinkes Batam Segera Aktifkan Kembali SKDR

Kepala BPS Kota Batam Agus Kadaryanto mengatakan, secara persentase tercatat pada Maret 2023 penduduk miskin di Kota Batam sebesar 5,02 persen. Angka ini menurun 0,17 persen poin dibandingkan dengan persentase penduduk miskin Kota Batam pada bulan Maret 2022 yakni sebesar 5,19 persen.

“Potret kemiskinan Kota Batam pada Maret 2023 mengalami peningkatan dari sisi jumlah penduduk miskin dan penurunan dari sisi persentasenya,” ujar Agus, Selasa (5/12).

Meskipun persentase penduduk miskin menunjukan tren yang menurun pada periode Maret 2023, tetapi potret kemiskinan dari sisi jumlah penduduk miskin malah mengalami tren yang meningkat dibanding periode sebelumnya. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan jumlah penduduk miskin ini lebih lambat dibandingkan pertumbuhan jumlah penduduk secara umum.

“Pada Maret 2023, jumlah penduduk miskin atau penduduk dengan pengeluaran perkapita di bawah garis kemiskinan di Kota Batam mencapai 83.090 orang. Angka ini bertambah 500 orang penduduk miskin dibanding Maret 2022,” tutur Agus.

Secara umum lanjutnya, selama periode Maret 2014-Maret 2023, tingkat kemiskinan atau persentase penduduk miskin di Batam mengalami fluktuatif yaitu periode Maret 2014, Maret 2017, Maret 2018, Maret 2021, dan Maret 2022 mengalami peningkatan. Sementara di periode lainnya, termasuk tingkat kemiskinan Kota Batam Maret 2023 mengalami penurunan.

Baca Juga: Warga Perumahan Fanindo Meradang, Sebab Sampah Tidak Kunjung Diangkut

Kenaikan persentase penduduk miskin pada periodoe Maret 2014, Maret 2017, dan Maret 2018 dipicu oleh melemahnya kondisi perekonomian Kota Batam pada ketiga periode itu. Sementara untuk kenaikan pada Maret 2021 dan Maret 2022 disebabkan oleh adanya dampak setelah pandemi Covid-19.

“Sedangkan penurunan tingkat kemiskinan Batam periode Maret 2023 menunjukkan adanya perbaikan perekonomian dalam fase pemulihan setelah pandemi Covid-19,” tuturnya.

Dilihat dari kondisi inflasi Maret m-to-m Kota Batam periode Maret 2023, kelompok pengeluaran Makanan, Minuman dan Tembakau mengalami deflasi sebesar -1.35 dengan andil terhadap inflasi sebesar -0.409, meskipun nilai inflasi y-o-y pada kelompok pengeluaran yang sama mencapai 6.55 atau tertinggi kedua setelah Kelompok pengeluaran Transportasi.

Kelompok pengeluaran Makanan,Minuman dan Tembakau merupakan pengeluaran vital bagi seluruh masyarakat Kota Batam, sehingga perubahan harga terhadap komponen ini berpengaruh terhadap kemiskinan.

Agus menyebutkan, persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

Baca Juga: Polisi Belum Simpulkan Penyebab Kematian Mayat Pria di Pinggir Jalan Nongsa

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan di mana semakin kecil angka indeks berarti rata rata ketimpangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan juga semakin menyempit.

Kota Batam merupakan daerah dengan jumlah penduduk miskin terbanyak se-Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kondisi ini sejalan dengan banyaknya jumlah penduduk di Kota Batam. Sementara itu, dari sisi persentase penduduk miskin, Kota Batam menduduki peringkat yang paling terendah se-Kepri.

“Sebagai informasi, garis kemiskinan Kota Batam merupakan yang tertinggi (Rp 854,465,-/kapita/bulan) di Kepulauan Riau. Jika dibandingkan dengan garis kemiskinan terendah yaitu di Kabupaten Karimun (Rp468.332,-/kapita/bulan),” pungkasnya. (*)

Reporter: Rengga Yuliandra
spot_img

Update