Rabu, 11 Desember 2024

Penduduk Usia Kerja di Batam Capai 940 Ribu, Tingkat Pengangguran Turun Jadi 7,68 Persen

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi. Tenaga welder saat membangun kapal di Galangan Kapal Citra Shipyard, Sagulung. Foto: Iman Wachyudi/ Batam Pos

batampos – Jumlah penduduk usia kerja di Kota Batam per Agustus 2024 tercatat sebanyak 940,72 ribu orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 656,92 ribu orang atau 69,83 persen merupakan angkatan kerja. Sementara itu, sebanyak 283,80 ribu orang lainnya termasuk dalam kategori bukan angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Batam tercatat sebesar 7,68 persen, turun 0,46 persen poin dibandingkan Agustus 2023.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, Eko Aprianto, menjelaskan bahwa sebagian besar angkatan kerja di Batam telah terserap di pasar kerja, dengan jumlah penduduk bekerja mencapai 606,49 ribu orang.


“Sektor jasa menjadi penyerap tenaga kerja terbesar, yakni 57,22 persen, diikuti sektor manufaktur dengan 41,33 persen, sementara sektor pertanian hanya menyerap 1,45 persen tenaga kerja,” ujar Eko, Rabu (11/12).

Menurut data BPS, TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) Kota Batam mengalami kenaikan 0,20 persen poin dibandingkan Agustus 2023, mencapai 69,83 persen pada Agustus 2024. Namun, TPAK perempuan masih tertinggal jauh dari laki-laki. TPAK laki-laki mencapai 87,98 persen, sedangkan TPAK perempuan hanya sebesar 51,48 persen.

Sebagian besar penduduk bekerja di Kota Batam terlibat dalam kegiatan formal, yaitu sebanyak 72,03 persen, meningkat 1,14 persen poin dibandingkan Agustus 2023. Penduduk yang bekerja di kegiatan informal tercatat sebanyak 27,97 persen.

“Peningkatan di sektor formal ini didorong oleh pertumbuhan pekerja dengan status buruh atau karyawan tetap,” tambah Eko.

Sebanyak 67,15 persen penduduk bekerja berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai, sedangkan 14,95 persen berstatus berusaha sendiri, dan hanya 1,54 persen sebagai pekerja bebas.

Dari sisi pendidikan, penduduk bekerja di Kota Batam didominasi oleh lulusan SMA (31,52 persen) dan SMK (27,31 persen). Dibandingkan Agustus 2023, jumlah pekerja lulusan SMK meningkat 4,37 persen poin, sementara pekerja lulusan perguruan tinggi naik 4,03 persen poin.

Namun, Eko juga menyoroti angka pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan. “TPT tertinggi tercatat pada penduduk dengan pendidikan SD ke bawah sebesar 11,77 persen, sedangkan tamatan perguruan tinggi memiliki TPT terendah, yaitu 5,33 persen,” jelasnya.

Penurunan angka pengangguran terbesar terjadi pada tamatan SMK, yang turun 3,79 persen poin dibandingkan tahun lalu. Sebaliknya, TPT tamatan perguruan tinggi justru meningkat 2,00 persen poin, mengindikasikan tantangan penyerapan tenaga kerja untuk lulusan tinggi.

Sektor jasa mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja sebesar 4,59 persen poin dibandingkan tahun sebelumnya, menjadikannya sebagai sektor utama dalam perekonomian Batam. Sebaliknya, sektor manufaktur mengalami penurunan 2,74 persen poin, sementara sektor pertanian turun 1,85 persen poin, mengindikasikan pergeseran preferensi kerja masyarakat.

Secara keseluruhan, penurunan TPT menunjukkan adanya perbaikan penyerapan tenaga kerja di Kota Batam. Namun, kesenjangan TPAK berdasarkan gender serta tantangan penyerapan lulusan pendidikan tinggi menjadi perhatian yang harus diatasi untuk meningkatkan kualitas pasar kerja Batam.

“Tren positif ini harus terus dijaga melalui peningkatan investasi dan pelatihan tenaga kerja agar selaras dengan kebutuhan sektor-sektor ekonomi utama di Kota Batam,” tutup Eko. (*)

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Update