batampos – Randa, pembunuh bocah 4,6 tahun mengaku nekat menghabisi nyawa anak pacarnya karena merasa kesal. Sebab, korban berinisial MA, tak berhenti menangis setelah bangun tidur.
“Saya kesal. Saat bangun tidur nangis terus, gak mau diam,” ujar Randa di Mapolsek Seibeduk, Sabtu (6/11) pagi.
Ia menjelaskan penyiksaan itu terjadi pukul 08.30 atau setelah ibu korban berangkat bekerja. Saat itu, korban tidur dan ia tengah bermain game di ponsel. Namun, korban terbangun sambil menangis dan memukul-memukul kepalanya.
“Waktu nangis saya bekap mulutnya dengan selimut. Tapi tak diam juga,” kata pria 20 tahun ini.
Baca Juga: Ini Penyebab Pria di Seibeduk Aniaya Anak Pacar hingga Tewas
Tak hanya membekap mulut, untuk mendiamkan korban, pelaku meninju kening korban sebanyak 7 kali. Kemudian membanting korban ke lantai.
“Dibanting ke lantai 2 kali. Setelah itu dia berhenti menangis,” ungkapnya.
Randa mengaku dari pukulan dan bantingan tersebut, korban mengalami memar di kening dan kepala bagian belakang. Ia lantas mengompres bagian tubuh korban yang lebam tersebut.
“Saya kompres, tapi sudah tidak sadar lagi. Saya hubungi pacar untuk pulang dan membawa ke puskesmas,” kata pria asal Jambi ini.
Baca Juga: Begini Kronologi Balita Tewas Ditangan Pacar Ibu
Kepada ibu korban, Amelia, pelaku mengatakan anak pacarnya tersebut tak kunjung bangun dari tidurnya. Kemudian korban dibawa ke Puskesmas Seipancur.
“Saya tak ngaku (menyiksa korban). Pas puskesmas bilang sudah meninggal,” katanya.
Randa mengaku ia sudah menyiksa korban dalam beberapa hari belakangan. Ia juga kerap memukul korban di bagian tangan dan kaki menggunakan tongsis (tongkat narsis).
“Sebelumnya saya pukul di kaki dan tangan saja. Saya yang jaga (korban), kalau ibunya kerja,” paparnya.
Sementara, ibu korban, Amelia mengaku anaknya tersebut tengah menderita penyakit kulit atau cacar. Sehingga anaknya tersebut kerap menangis karena rasa gatal.
“Waktu tahu (sakit kulit) sudah dibawa berobat ke puskesmas dikasih salap,” kata wanita 20 tahun ini.
Baca Juga: Berikan Pelayanan Terbaik, Polsek Sekupang Raih Polsek Terbaik
Ia menambahkan sudah menjalani hubungan dengan pelaku hampir setahun. Bahkan mereka menempati rumah yang sama selama 2 minggu.
“Kalau saya kerja, cowok yang jaga. Dia (pelaku) tidak ngaku (nyiksa), tahunya dari autopsi dan pak polisi yang kasih tahu,” katanya.
Kapolsek Seibeduk, AKP Betty Novia mengatakan kasus ini terkuak setelah pihaknya menerima laporan dari nenek korban.
“Karena nenek korban melihat ada yang lebam jadi curiga. Jadi dilaporkan ke kita dan dilakukan autopsi,” kata Betty.
Dari hasil autopsi, korban tewas karena mengalami pendarahan di bagian kepala belakang. (*)
Reporter: YOFI YUHENDRI