Minggu, 29 September 2024

Pengamen dan Pengemis Menjamur di Persimpangan Jalan ketika Ramadan

Berita Terkait

spot_img
pengamen
Pengamen berkostum badut meminta uang kepada pengendara di Simpang Baloi, Lubukbaja, Minggu (28/1). Selama Ramadan, jumlah pengamen dan pengemis di sejumlah simpang meningkat. F. Dalil Harahap/Batam Pos

batampos – Memasuki Ramadan, pengamen, pengemis, dan gelandangan marak beroperasi di sejumlah persimpangan jalan di Kota Batam. Mereka ada yang memakai kostum badut, manusia silver, maupun menggunakan peralatan musik.

Di persimpangan Kepri Mall misalnya. Pengamen dan manusia silver ini hampir setiap hari beraksi. Padahal, sudah beberapa kali dari mereka ditangkap petugas Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos-PM), namun tak jera.



Pengemis dan manusia silver kerap kucing-kucingan dengan petugas. Kebutuhan hidup selalu menjadi alasan nekat turun ke jalan. Selain itu, bekerja seperti ini menjadi pilihan hidupnya, khususnya dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

Selain di jalan raya, di bulan Ramadan ini juga banyak bermunculan pengamen dan penge-mis di pusat-pusat kuliner di Kota Batam. Meskipun suara pas-pasan, namun mereka tetap percaya diri (pede) membawakan lantunan lagu diiringi gitar sembari mengharap belas kasihan warga.

”Ya, selama Ramadan ini makin banyak bermunculan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) di jalanan,” ujar Wahyu, warga Batam Kota, Minggu (17/3).

Menurutnya, munculnya pengamen dan pengemis ini menjadi fenomena tahunan di Batam. Pasalnya, hampir setiap tahun di bulan Ramadan, PMKS ini akan turun ke jalan-jalan berusaha mendapatkan simpati dan empati dari masyarakat muslim.

”Sebab, kaum muslimin akan lebih ringan tangan memberikan sedekah selama Ramadan,” tuturnya.

Hal senada dikatakan warga Batam lain, Sopyan. Menurutnya, di bulan Ramadan, para pengamen semakin banyak. Setiap tahun, suasana bulan Ramadan, kerap dimanfaatkan pengamen dan pengemis meraup rupiah. Mereka ini semakin sering terlihat di tempat-tempat keramaian. Para pengamen dan pengemis ini bersifat musiman, seperti saat bulan Ramadan dimana umat muslim berlomba-lomba bersedekah sehingga sering dimanfaatkan para pengamen dan pengemis.

”Harapannya mereka disiapkan wadah khusus sehingga tak lagi berkeliaran di jalanan,” ujar Sopyan.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Batam, Leo Putra, belum bisa dikonfirmasi mengenai maraknya pengamen serta pengemis di sepanjang bulan suci Ramadan ini.
Sebelumnya, Leo Putra me-ngatakan, pihaknya telah membentuk tim satuan tugas (satgas) untuk memonitoring sejumlah penyandang PMKS yang masih berada di jalan-jalan protokol Batam.

”Sudah ada tim reaksi cepat dalam menangani PMKS di Kota Batam ini. tim ini nantinya akan menindaklanjuti laporan masyarakat baik yang disampaikan langsung ataupun yang ditemukan di lapangan serta di media sosial,” sebut Leo.

Dilanjutkannya, ada sebanyak 26 personel khusus yang tergabung di dalam tim reaksi cepat ini. Dinsos juga sudah memiliki call center atau pusat aduan, apabila ada laporan dari masyarakat terkait PMKS.

”Selain itu, kami juga akan turun ke jalan-jalan untuk merazia PMKS ini,” ungkap Leo.
Masih banyaknya PMKS di jalan-jalan kata Leo, akan menjadi salah satu fokus utamanya. Hal ini sejalan dengan program yang dijalankan Wali Kota Batam untuk melebarkan jalan-jalan, sehingga ke depan jalan-jalan tersebut terbebas dari PMKS.

”Tim reaksi cepat ini bekerja 24 jam. Saat ini kami sudah memiliki personel dan kantornya 24 jam,” tuturnya. (*)

 

Reporter : Rengga Yuliandra

spot_img

Update