Jumat, 18 Oktober 2024

Pengelolaan Pelabuhan Feri Batam Centre Berakhir, PT Synergy Tharada Kecewa

Berita Terkait

spot_img
Pelabuhan Internasional Batamcenter 2 F Cecep Mulyana scaled e1721450595618
Suasana terlihat ramai di Pelabuhan Internasional Batamcenter, Jumat (19/5). Terminal Ferry Internasional Batam Center merupakan salah satu pintu gerbang Internasional yang cukup ramai di Batam

batampos – Badan Pengusahaan Batam telah mengumumkan nama pemenang lelang Pelabuhan Feri Batam Center . Nama PT Metro Nusa Bahari sebagai pemenang lelang pengelola baru Pelabuhan Feri Batam Center.

PT Synergy Tharada, pengelola sebelumnya, kecewa. Sebab perusahaan yang telah mengelola Pelabuhan Feri Internasional Batamcenter selama 22 tahun ini terkesan diabaikan. Proses lelang yang baru diadakan pada bulan April 2024 lalu, PT Synergy Tharada tak diinformasikan sama sekali.

Bahkan proses lelang dinilai asal-asalan atau hanya sekedar formalitas sebab perusahaan pemenang lelang sudah pernah diskualifikasi dan tidak memenuhi syarat.

Baca Juga: Kepri dan Johor Jajaki Kerjasama Untuk Promosi Wisata

Salah satu syarat yang mengharuskan pengelola pelabuhan baru yakni memiliki anak perusahaan real estate dengan kepemilikan saham 99 persen. Serta nilai investasi untuk pelabuhan senilai Rp 3,4 triliun.

Namun pada kenyataanya, BP Batam mengumumkan nama PT Metro Nusa Bahari sebagai pemenang lelang, karena mau berinvestasi Rp 81,24 miliar, dengan kontribusi Rp 11 miliar.

General Manager PT Synergy Tharada , Nika Astaga mengatakan, PT Synergy Tharada memilih diam, hingga akhirnya gerah dengan adanya pengumuman tersebut.

“Nilai investasi awal untuk pengembangan pelabuhan Batamcenter dalam lelang Rp 3,4 triliun. Tapi sekarang pemenang lelang Rp 81 miliar. Jadi ada apa sebenarnya diproses lelang ini. Kenapa berubah-rubah,” ujar Nika.

Baca Juga: Pengguna Narkotika Wajib Direhabilitasi, Jumlahnya Terus Bertambah Tiap Tahun

Diakui Nika, sesuai dengan perjanjian antara Sinergy Thrada dengan BP Batam, perjanjian kerja sama akan berakhir 1 Agustus mendatang. Namun hingga saat ini, pihaknya tak pernah diberi atau pun dimintai informasi mengenai pengelolaan Pelabuhan Feri Internasional Batamcenter.

“Tak ada informasi, padahal saat perjanjian KSO, kontrak kerjasama berakhir 1 Agustus. Tak ada pembicaraan apapun. Bahkan BP Batam melakukan lelang tanpa adanya pembicaraan dengan kami. Terkait investasi kami juga tak ada pembicaraan sama sekali,” sebut Nika.

Ia semakin geram saat menceritakan usaha PT Synergy Tharada membuat Pelabuhan Feri Internasional Batamcenter itu bangkit. Dimana dulunyq, bangunan pelabuhan itu sempat terbengkali, hingga akhirnya BP Batam meminta PT Synergy Tharada mengelola pelabuhan tersebut dan besar seperti sekarang.

“Kami di sini dimintai bantu untuk mengelola sejak tahun 2002, saat bangunan terbengkalai. Hingga akhirnya tahun 2024 dengan kondisi yang sudah jadi seperti ini,” ungkap Nika.

Baca Juga: Super Air Jet Buka Rute Baru Batam – Bengkulu, Mulai 9 Agustus

Mendekati berakhirnya kontrak kerja tersebut, Nika mengaku belum ada pembahasan dengan BP Batam untuk mekanisme serah terima pelabuhan. Padahal selama masa Covid-19 melanda, PT Synergy Tharada satu-satunya pengelola pelabuhan internasional yang tetap beroperasi. Mirisnya, selama itu juga tak ada subsidi yang diberikan pemerintah kepada PT Synergy Tharada selama beroperasi, meski harus mengeluarkan biaya perbulan ratusan juta khusus untuk operasional saja.

“Sampai saat ini belum ada. Kami juga belum tahu seperti apa nanti pengelolaan ke depannya. Karena ini pelabuhan internasional. Wajahnya Indonesia, jangan sampai tutup operasional karena ada kelalaian ini. Karena ini adalah hubungan bilateral, dan ada aturan internasional di situ,” ungkapnya. (*)

 

Reporter: Yashinta

spot_img

Update