Sabtu, 9 November 2024

Pengembangan Terminal Peti Kemas Batuampar, Transisi dari Feeder Port jadi International Transhipment

Berita Terkait

spot_img
Pelabuhan bongkar muat, Batu Ampar, Batam (F. istimewa)

batampos – Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kepulauan Riau, bakal melakukan pemugaran terminal peti kemas yang berada di Batuampar. Pelabuhan itu nantinya bakal jadi lebih modern, dan berstandar internasional.

Direktur Badan Usaha Pelabuhan (BUP) BP Batam, Dendi Gustinandar menuturkan, saat ini, BP Batam menggandeng mitra kerja sama operasi guna pembangunan, pengembangan, dan pengoperasian terminal peti kemas Batuampar, yakni PT Persero Batam dengan jangka waktu kerja sama 36 tahun. Adapun pemugaran terminal tersebut dilakukan secara bertahap.

Ia menjelaskan, pada tahap pertama, PT Persero Batam mengoperasikan infrastruktur dan suprastruktur yang sudah dikembangkan oleh BP Batam, berupa satu unit STS Crane, dan CY seluas 3,8 hektare.

Pada tahap dua, jenjang pengembangan berupa pendalaman dermaga utara hingga 12 Mean Low Water Springs (MLWS), pengembangan container yard hingga -12 hektare, dan penambahan alat bongkar muat STS Crane sebanyak empat unit dan 10 RTG untuk mendukung efisiensi kegiatan.

“Pengoperasian untuk tahap dua ini dimulai Agustus 2025, sampai Agustus 2028, dengan menargetkan kapasitas sebesar 900 ribu TEUs,” ujar Dendi, Jumat (28/6).

Kemudian, untuk tahap tiga, tahapan pengembangan berupa pendalaman dermaga utara hingga -16 MLWS, pengembangan container yard hingga 32 hektare, dan penambahan alat bongkar muat 6 STS Crane dan 15 RTG. Pengoperasian untuk tahap ini dimulai Agustus 2028 sampai Agustus 2060.

Sebelum bertransformasi, terminal umum Batuampar, masih menjadi feeder port. Kini dengan pengoperasian sebagai terminal peti kemas, didukung dengan pengoperasian alat bongkar muat satu unit STS Crane dan dua unit HMC, pelabuhan ini telah melayani direct call Batam – China, melalui pelayaran kapal SITC Hakata per 31 Maret 2024 lalu.

Selain itu, efisiensi berthing time kapal juga meningkat menjadi 27-30 jam dari 48-60 jam. Produktivitas bongkar muat peti kemas pun meningkat dari 8-10 box per jam menjadi 40-50 box per jam.

“Dengan efisiensi yang diberikan, beban biaya logistik yang ditanggung pengguna jasa pun menurun,” katanya.

Dengan tiga tahapan pengembangan, nilai investasi yang digelontorkan PT Persero Batam senilai Rp3,9 triliun. Saat ini, perusahaan selaku mitra kerja sama BP Batam tengah melakukan sederet proyek pembangunan infrastruktur dan suprastruktur untuk pengoperasian terminal peti kemas Batuampar tahap dua yang dimulai Agustus 2025 mendatang. (*)

 

Reporter: Arjuna

spot_img

Update