batampos – Wacana Badan Pengusahaan (BP) Batam menaikan tarif air bersih di Kota Batam terus menuai protes dari berbagai elemen masyarakat. Masyarakat umumnya tidak setuju dengan wacana ini karena tidak sesuai dengan mutu pelayanan selama ini.
Warga yang bermukim di sejumlah rusunawa milik Pemko Batam di Tanjunguncang misalkan sangat tidak setuju dengan rencana kenaikan tarif air ini. Pasalnya selama ini mereka sangat menderita dengan pasokan air bersih.
Baca Juga:Â Lapor Kehilangan Emas Puluhan Juta, Ternyata Ibu 55 Tahun Ini Lupa
Wilayah ujung Tanjunguncang pada umumnya kesulitan pasokan air bersih selama bertahun-tahun. Air hanya mengalir di malam hari saja. Untuk penghuni rusun, sudah lama mereka menerapkan sistem timba di bak penampungan karena memang air tak bisa ngalir sampai ke unit hunian mereka.
Wacana yang digaungkan oleh BP Batam ataupun pengelola air bersih ini hendaknya difokuskan untuk perbaikan layanan terlebih dahulu. Jika layanan air sudah baik, menerutu mereka, maka bisa dipertimbangkan untuk kenaikan tarif airnya.
“Layanan semakin buruk malah mau minta naik tarif. Perbaiki dulu layanannya baru bahas kenaikan tarif. Itu baru masyarakat bisa maklumi,” ujar Rian, penghuni rusunawa Pemko Batam di Tanjunguncang.
Baca juga:Â Kasus Bullying di SMK, Guru Laporkan Orang Tua Siswa ke Propam Polda Kepri
Masyarakat perumahan lainnya di Tanjunguncang juga menyampaikan suara yang sama. Pengelola air bersih di Batam diminta untuk meningkatkan layanan terlebih dahulu sebelum membahas terkait kenaikan tarif air.
“Sudah cukup menderita kami selama ini dengan suplai air yang tak jelas. Kadang mau subuh dulu baru ngalir air. Itupun hanya satu dua jam. Ini yang harus diperbaiki terlebih dahulu,” ujar Tommi, warga perumahan Putera Jaya, Tanjunguncang. (*)
Reporter : Eusebius Sara