batampos – Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Kepulauan Riau (Kepri) bersama Ditpolairud Polda Kepri berhasil menangkap pengirim PMI ilegal yang kapalnya tenggelam di Perairan Nongsa, Selasa (15/11/2022).
Kabinda Kepri Laksma TNI Adriansyah mengatakan bahwa penangkapan terhadap pengirim PMI ilegal, tidak membutuhkan waktu yang lama. Selasa (15/11) dini hari setelah kejadian dan malamnya salah seorang pengirim sudah ditangkap.
Penangkapan ini menggunakan teknologi yang dimiliki Binda Kepri.
Baca Juga: Penampakan Boat Pembawa PMI Ilegal di Batam, Ukuran Kecil Dengan Mesin 200 PK
“Penggunaan teknologi kami kerahkan untuk mendukung Ditpolairud Polda Kepri dalam mengungkap jaringan yang terlibat dalam pengiriman PMI non prosedural,” kata Laksam TNI Adriansyah.
Ia mengatakan, penangkapan ini setelah jajarannya dan Ditpolairud Polda Kepri menemukan keberadaanya. Begitu rumahnya sudah diketahui, barulah dilakukan penangkapan.
Adriansyah berkomitmen menjalin sinergi dengan kepolisian, untuk dapat mencegah pengiriman PMI ilegal.
Baca Juga: Mendagri Apresiasi Bazar Sembako Murah di Batam
“Agar kasus seperti ini tidak terjadi kembali di kemudian hari,” ungkap Adriansyah.
Pencarian terhadap PMI ilegal yang tenggelam di Selasa (15/11) dini hari, masih dilakukan sampai hari ini.
Tim gabungan dari Basarnas Kepri, Ditpolairud Polda Kepri, Baharkam Polri, TNI AL, KPLP dan masyarakat dikerahkan untuk melakukan pencarian.
Sampai saat ini, dari 8 orang penumpang kapal, dua diantarnya sudah ditemukan. Satu ditemukan dalam keadaan selamat yakni Raidah Ismail, 46.
Baca Juga: Kronologi Tenggelamnya Kapal PMI Ilegal di Batam
Perempuan asal Aceh ini berhasil diselamatkan beberapa jam usai kapal kayu yang membawanya dari Batam ke Malaysia tenggelam.
Kepala Basarnas Kepri, Slamet Riyadi mengatakan bahwa awalnya mendapatkan informasi 7 orang penumpang. Namun, setelah ditelusuri ada 8 orang.
“2 orang nakhodanya dan 6 orang penumpang,” kata Slamet.
Baca Juga: Ini Hasil Visum dan Rekaman CCTv Korban Gantung Diri di Tanjunguncang
Ia mengatakan 2 orang nakhoda berjenis kelamin laki-laki. Lalu, 6 orang, 2 diantarnya perempuan dan 4 laki-laki. “Dari 4 orang laki-laki itu, satunya masih balita,” ungkap Slamet.
Pencarian saat ini sudah ditingkat. Awalnya hanya 2 Nautical Mile, kini di radius 4 Nautical Mile. Namun, masih dipusatkan di Perairan Kabil.(*)
Reporter: Fiska Juanda