batampos – Pengusaha bertemu dengan PLN Batam untuk membahas mengenai pemadaman bergilir yang akan diberlakukan. Pertemuan ini terjadi setelah para pengusaha dan pengelola kawasan industri menolak atas pemadaman bergilir. Sebab, pemadaman listrik dapat menyebabkan kerugian, serta turunnya kepercayaan investor dan pembeli.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam, Rafki Rasyid sangat berharap, kondisi kelistrikan di Batam bisa segera dibenahi. Sehingga, tidak mengganggu proses produksi maupun investasi.
“Ya, kami menunggu kembali normal. Kami juga berharap, beban listrik di Batam bisa turun, sehingga tidak perlu ada pemadaman listrik di industri,” kata Rafki.
Baca Juga:Â Kejaksaan Batam Lelang Karpet Premium Senilai Rp 4,17 Miliar, Dijual Mulai Harga Rp 662 Juta
Dari pertemuan Apindo dan PLN Batam, Rafki mengatakan ada beberapa poin yang disampaikan oleh jajaran manajemen Bright PLN Batam. Pertama, mengenai dua pembangkit yang sedang bermasalah, yakni di Panaran dan Tanjung Kasam.
Lalu, beban listrik yang tinggi, akibat cuaca panas. Masyarakat menggunakan listrik berlebihan, sehingga meningkatkan beban listrik.
PLN Batam, meminta bantuan kepada para pelaku usaha, agar menyalakan gensetnya. Sehingga, beban listrik PLN bisa berkurang. “Jadi ada wacana, PLN Batam akan mengganti biaya BBM genset yang terpakai. Namun, teknisnya masih dibicarakan lebih lanjut,” ujar Rafki.
Dalam pertemuan itu, kata Rafki, PLN Batam juga menyampaikan titik kritis yang dihadapi. Kamis (18/5) hari libur, sehingga PLN mengharapkan beban listrik dapat berkurang.
Baca Juga:Â Pengusaha Batam yang Diduga Tipu Konsumen Ruko Mitra Raya 2 Diduga Kabur ke Singapura
Lalu, disusul Jumat hingga Minggu, yang diperkirakan beban listrik tidak terlalu besar. PLN Batam juga akan mengerahkan pembangki diesel, sehingga dapat menopang beban listrik yang ada dalam beberapa hari ke depan. Semua itu demi tidak dilakukannya pemadaman listrik.
“Saya tekankan kepada pimpinan PLN Batam, kalau sebisa mungkin jangan sampai ada pemadaman listrik lagi di Batam. Karena sangat merugikan. Tidak semua pengusaha juga punya genset. Aktivitas usaha bisa berhenti kalau listrik padam,” ujar Rafki. (*)
Reporter: FISKA JUANDA