Selasa, 24 September 2024

Pengusaha Keluhkan Kenaikan Kedelai Capai 100 Persen

Berita Terkait

spot_img
tahu tempe
Cetak Tahu: Pengusaha tempe dan tahu di Kota Batam mengeluhkan kenaikan harga kedelai hingga 100 persen. Kenaikan harga bahan pokok ini dikhawatirkan berdampak pada biaya produksi, dan harga jual. Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos – Pengusaha tempe dan tahu mengeluhkan kenaikan harga kedelai hingga 100 persen. Kenaikan harga bahan pokok ini dikhawatirkan berdampak pada biaya produksi, dan harga jual.

Ketua Koperasi Bumi Bertuah Nusantara, Susilo, mengungkapkan, harga Kedelai terus mengalami kenaikan di Provinsi Kepri, khususnya di Kota Batam.



Hal ini sangat mempersulit para pengusaha tahu dan tempe. Untuk itu, ia meminta anggota DPRD Kepri guna memfasilitasi dalam mencari solusi dari permasalahan kenaikan harga kacang kedelai.

Baca Juga Dubes Jerman Tertarik dengan Batam, Dorong Perusahan Jerman Tanamkan Modal di Batam

Susilo mengaku kenaikan harga kacang kedelai sangat memberatkan pelaku usaha tahu, dan tempe.

Agar bisa menjaga stabilitas harga tahu dan tempe di pasar, pihaknya meminta kepada semua instansi terkait memberikan solusi kepada mereka.

Ia menyebutkan, saat ini harga keledai mencapai Rp 720 ribu per karung yang berisi 50 kilogram (kg) kacang kedelai.

Sebelum pandemi covid-19, harga kedelai itu Rp 330 ribu per karung isi 50 kg. Saat ini harganya Rp 650 per karung, bahkan pernah mencapai Rp 720 ribu per karung.

Baca Juga: Ratusan WNI Dideportasi dari Malaysia

“Kenaikannya tak tanggung-tanggung, mencapai 100-120 persen,” ujar Susilo, usai RDP dengan komisi ll DPRD Kepri di Gedung graha Kepri, Kamis (23/2).

Dari kenaikan bahan baku tahu, dan tempe tersebut, para pelaku usaha hanya mampu menaikkan harga dari 20 persen hingga 35 persen.

Ia mengaku tidak mudah untuk menaikkan harga produk. Karena akan berdampak terhadap nilai jual di pasar.

Dengan adanya wadah koperasi, ia berharap semua kendala pasokan bahan baku bisa mendapatkan perhatian dari stekholder terkait.

Baca Juga: Kasus Pencurian di Batam Meningkat, Ini Penyebabnya

Karena kebutuhan kedelai untuk kota Batam saja bisa mencapai 11.880 ton untuk satu tahun.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin merasa miris melihat kondisi tersebut.

Ia menilai, kebutuhan pengusaha tahu tempe termasuk dalam kategori Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) itu harus segera diakomodir.

“Saya dorong hal ini segera diatasi. Kalau perlu kita dorong agar buka impor kedelai lagi. Asalkan kebutuhan pelaku usaha terpenuhi, dan harga stabil. Karena ini akan berdampak terhadap daya beli masyarakat,” katanya.

Baca Juga: Disperindag Batam Pastikan Stok dan Harga Minyak Goreng Stabil

Ia menjelaskan, hal itu tentu menjadi keresahan para pengusaha tahu dan tempe di Kota Batam yang jumlahnya mencapai ratusan usaha.

“Tempe dan tahu ini makanan sejuta umat. Jadi kalau bisa harganya stabil. Jadi pasokan kedelai ini harus ditambah. Agar biaya produksi tidak bengkak,” tutupnya.(*)

Reporter: Yulitavia

spot_img

Update