batampos – Hari pertama pergantian pengelolaan Pelabuhan Feri Internasional Batamcenter dari PT Synergy Tharada ke PT Metro Nusantara Bahari, banyak dikeluhkan, Jumat (2/8). Selain suhu ruangan lobi dan tunggu yang panas, penumpang yang sakit juga dibawa menggunakan gerobak barang.
Meski dikelola oleh PT Metro Nusantara Bahari, pengamanan Pelabuhan Feri Internasional itu dibantu oleh puluhan pegawai Ditpam Batam berseragam. Namun beberapa diantaranya, ada petugas pengaman yang mengenakan kaos bertuliskan satpam, bukan safari layaknya petugas keamanan sebelumnya.
Salah satu petugas pelabuhan Feri Internasional Batamcenter yang enggan disebutkan nama, mengatakan pasca pergantian pengelola, suhu ruangan pelabuhan terasa lebih panas. Hal itu karena sebagian AC dibuka PT Synergy Tharada karena merupakan aset mereka.
“Suhu ruangan pelabuhan terasa panas, banyak dikeluhlan penumpang. Apalagi saat ini cuaca sedang terik,” sebut petugas tersebut.
Yang lebih miris, lanjutnya. Penumpang sakit turun dari kapal dibawa menggunakan troli barang. Hal itu dikarenakan pengelola pelabuhan baru belum memiliki kursi roda atau tempat tidur dorong penumpang sakit.
“Pasien yang pakai kursi roda, terpaksa dibawa pakai gerobak barang. Padahal kondisinya sedang sakit. Miris sekali, apalagi karantina juga tak menyediakan,” jelas petugas tersebut.
Tak hanya itu, kondisi jalur kedatangan dan keberangkatan juga agak lelet. Karena satu dari 3 ponton yang biasa digunakan dalam keadaan disegel. Dimana ponton yang disegel merupakan aset dari PT Synergy Tharada, pengelola lama Pelabuhan Internasional tersebut.
“Pelayanan kapal datang dan berangkat agak lambat, karena hanya 2 ponton. Biasanya ada 3 ponton. Tapi satu disegel karena milik PT Synergy,” sebutnya.
Dikatakan petugas tersebut, ia khawatir pada minggu depan yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Negera Singapura, kondisi pelabuhan akan krodit. Di mana dengan 3 ponton saja pada peningkatan arus, terjadi kemacetan kapal yang hendak bersandar.
“Apalagi hanya 2 ponton nantinya, pastinya sangat krodit,” kata petugas tersebut.
Begitu juga dengan jalur pintas atau jembatan penghubung Pelabuhan Feri Internasional Batamcenter dengan Mega Mall Batam tak bisa diakses. Pintu kaca yang biasanya menjadi jalur keluar masuk penumpang menuju mall itu tertutup.
“Kenapa jalan jembatan ke mall di tutup. Padahal itu akses mudah penumpang menuju mall dan hendak ke pelabuhan. Sekarang harus lewat jalur bawah dan menyeberang di jalan raya,” ungkap Ani salah satu penumpang.
Ia juga melihat akses keluar masuk autogate kendaraan juga dilakukan secara manual. Dimana petugas berdiri di setiap autogate untuk mencatat setiap kendaraan yang masuk ke area pelabuhan. Begitu juga untuk keluar pelabuhan diilakukan secara manual.
“Autogatenya juga tak berfungsi, jadi pencatat secara manual,” jelas Ani.
Sementara Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait menjelaskan terkait pelayanan yang kurang di hari pertama akan jadi perhatian pihaknya.
“Kami laporkan ke BUP menjadi perhatian, terimakasih,” ujar Tuti singkat menjawab pesan dari Batam Pos. (*)
Reporter: Yashinta