batampos – Podcast Batam Pos kembali menghadirkan pembahasan soal buruh di Batam. Sebagai kota industri Batam menjadi salah satu kota tujuan bagi pencari kerja.
Podcast Batam Pos kali ini menghadirkan calon legislatif (caleg) dari Partai NasDem Saiful Badri, Suprapto dari Partai buruh, dan anggota DPRD Batam Mustofa.
Anggota DPRD Batam, Mustofa mengatakan masalah butuh sangat kompleks. Misalnya persoalan pembatasan usia kerja, kecelakaan kerja, jaminan kesehatan butuh, PHK, hingga peningkatan keahlian pencari kerja dan tenaga kerja.
“Masalah buruh ini sangat kompleks. Kami di dewan berusaha untuk mencarikan solusi. Setiap perusahaan itu butuh pemerintah daerah. Jadi sudah seharusnya bersinergi dalam menyelesaikan persoalan buruh,” kata dia saat hadir di Podcast Batam Pos, Rabu (10/1).
Baca Juga:Â Calon PMI Direkrut Lewat Medsos, Ditampung di Hotel di Batam
Penyerapan tenaga kerja juga harus ditingkatkan. Salah satunya melalui bursa kerja SMK. Melalui kegiatan ini sekolah menjalin kerjasama dengan perusahaan dalam penyerapan tenaga kerja.
“Ini sudah terbangun. Ini yang lagi ditingkatkan. Sehingga selesai sekolah mereka langsung menemukan pekerjaan,” ungkapnya.
Menurutnya, pelatihan yang dilaksanakan harus tepat sasaran. Pelatihan harus sesuai dengan penempatan. Sehingga pelatihan tepat sasaran, dan bisa meminilisir angka pengangguran.
Caleg Partai Buruh Suprapto mengatakan tahun 2023 angka kecelakaan kerja meningkat 20 Persen dari tahun sebelumnya. Sehingga hal ini harus menjadi komitmen bersama mengenai penerapan keselamatan kerja.
Baca Juga:Â Kadin Batam Sayangkan Tutupnya Perusahan Garmen PT BBA
Persoalan lain adalah banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK). Batam ini menurutnya masuk peringkat pertama untuk indeks kesempatan kerja. Namun untuk indeks tenaga kerja malah sebaliknya.
“Kita harus tahu pelatihan yang digelar Disnaker tepat sasaran. Anggaran yang keluarkan untuk pelatihan tidak sedikit. Harus dipastikan semua tepat sasaran,” ujarnya.
Caleg Partai Nasdem, Saiful Badri menjelaskan persoalan buruh ini harus menjadi komitmen bersama. Problem buruh ini harus menjadi atensi dari semua wakil rakyat. Berbicara soal kesejahteraan, pembatasan usia, dan peluang bagi perempuan di industri kerja, harus dicarikan solusinya.
“Fokus kita adalah merumuskan persoalan baik dari pengusaha, pekerja dan pemerintah. Permasalahan harus di data. Karena di Batam dengan daerah lain bahkan nasional berbeda. Jadi penting ada listing persoalan agar dicarian solusinya,” ujarnya.
Baca Juga:Â REI Batam: Harga Properti Cenderung Naik, Rumah Bisa Jadi Investasi
Menurutnya, komitmen menyelesaikan masalah harus ada. Bagaimana menyelesaikan masalah yang menyangkut buruh ini bisa diselesaikan, salah satunya mendorong melalui aturan dan pengawasan di legislatif.
“Kita harus memberi warna untuk hal yang berpihak pada buruh,” imbuhnya.
Sangat banyak program yang bisa didorong untuk menyelesaikan masalah soal buruh di Kota Batam ini. Kota industri harus sejahterakan buruh. Rasa belum puas menjadi alasan untuk ikut berjuang di legislatif.
“Buruh harus sejahtera. Persoalan bisa diselesaikan,” tutupnya. (*)
Reporter: Yulitavia