batampos– Sejumlah wilayah di Kota Batam masih terendam genangan air, akibat curah hujan yang tinggi yang terjadi Selasa (21/11) siang.
Genangan air merendam sejumlah ruas jalan seperti di Tanjungpiayu, Duriankang, Seipancur, dan beberapa titik lainnya. Persoalan banjir masih menjadi pekerjaan rumah yang belum kunjung terselesaikan oleh Pemerintah Kota Batam hingga saat ini.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Batam, Wan Taufik mengatakan hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan beberapa wilayah direndam genangan air.
Sebelumnya, alat berat sudah dikerahkan untuk melakukan normalisasi, guna meminimalisir dampak hujan deras, dan air pasang agar tidak meluap ke jalan, dan terjadi genangan.
Ia menyebutkan hujan deras yang terjadi selama kurang lebih dua jam, dan ditambah dengan air pasang kurang lebih 2-3 meter membuat kondisi air meluber hingga ke jalan.
“Salah satu titik terparah, dan memang membutuhkan penanganan permanen itu di WR Suprapto hingga jembatan menuju kantor camat Seibeduk,” jelasnya, Selasa (21/11).
Di titik tersebut ada pertemuan air dari arah muka kuning atau depan kantor PUPR itu merupakan salah satu kendala. Penanganan titik tersebut sebenarnya sudah diusulkan untuk dilebarkan paritnya.
Ia menyebutkan saat ini parit lebar 6-7 meter, agar bisa optimal menampung debit air parit harus dilebarkan dua kali lipat atau 15 meter.
BACA JUGA:Â Air Meluap Dari Drainase, Sejumlah Ruas Jalan di Seibeduk Banjir
“Dua kali lipat dari sekarang dengan dari titik T sampai ke jembatan ke arah kantor camat 500 meter, itu yang harus dilebarkan. Agar bisa menampung debit air dengan optimal, dan mencegah luapan ke jalan,” jelasnya.
Wan menjelaskan yang bisa dilakukan saat ini hanya normalisasi. Di titik banjir tersebut juga sudah dilakukan normalisasi pekan lalu. Sehingga dampaknya tidak terlalu parah ketika hujan hari ini.
“Alat baru masuk seminggu yang lalu, dinormalisasi. Tadi kondisi air pasang mulai dari pagi hingga sore diperkirakan 2- 3 meter,” ungkapnya.
Ia menambahkan pihaknya sudah mengusulkan agar dilebarkan, namun karena terbentur anggaran, hal itu tidak dapat dilakukan hingga tahun 2024 mendatang. Meskipun kondisi sudah masuk kategori mendesak.
“Kami sudah perjuangkan. Namun terpaksa dihold dulu untuk perbaikan permanen. Hal yang bisa dilakukan sementara ini adalah normalisasi. Itu yang bisa dilakukan untuk meminimalisir meluapnya air,” tambahnya.
Sementara untuk titik lainnya adalah luapan air bersumber dari sungai BWS. Lebar parit tersebut mencapai 70 meter, bahkan itu masih meluap.
“Seperti yang tadi di media sosial batampos yang dikirimkan ke saya. Tadi kan kelihatan itu paritnya besar saja masih meluap,” sebutnya.
Pada intinya Wan Taufik mengungkapkan persiapan luapan air yang terjadi di sejumlah titik disebabkan karena penyempitan, dan adanya air pasang. Solusi jangka panjang adalah dibutuhkan perbaikan permanen atau pelebaran aliran air.
“Butuh anggaran yang cukup banyak. Kami sudah usulkan namun belum disetujui,” imbuhnya. (*)
reporter: yulitavia