batampos – Kepala Kamar Dagang Uni Eropa (UE) di China, Jens Eskelund, baru-baru ini menyatakan bahwa perang dagang besar-besaran antara Uni Eropa dan China tak terelakkan. Pernyataan ini muncul setelah UE menyetujui pemberlakuan tarif tinggi untuk kendaraan listrik (EV) asal China. Sebagai tanggapan, pemerintah Beijing mulai menghambat impor produk brendi dari Eropa.
Menurut Eskelund, konflik perdagangan ini dipicu oleh ketidakseimbangan dalam hubungan dagang antara kedua pihak. Ekspor China ke Eropa terus mengalami peningkatan, sedangkan impor dari UE ke China justru stagnan. Ketegangan ini, menurutnya, akan terus memanas jika tidak ada langkah konkret untuk memperbaiki situasi.
Di tengah perselisihan ini, Batam melihat adanya peluang besar. Ekspor Batam ke Eropa, yang saat ini masuk dalam 10 besar, memberikan angin segar bagi perusahaan manufaktur di wilayah tersebut.
Baca Juga:Â 36 Perusahaan di Batam Sudah Mempekerjakan Ratusan Penyandang Disabilitas
Ketua Apindo Batam, Rafki Rasyid menilai bahwa ada kemungkinan beberapa investor yang saat ini beroperasi di China akan mempertimbangkan memindahkan bisnis mereka ke negara yang lebih “ramah” dengan Eropa, dan Batam disebut sebagai salah satu tujuan potensial.
“Batam harus bersiap dengan kebijakan yang dapat menarik investasi lebih banyak lagi,” ujarnya, Selasa (15/10).
Ia mencontohkan, salah satu hambatan utama adalah pajak perusahaan yang dianggap masih kurang kompetitif dibandingkan dengan negara tetangga seperti Johor, Malaysia.
“Pajak ini bisa ditekan agar investor semakin tertarik berinvestasi di Batam,” kata dia.
Baca Juga:Â Baru 240 Kendaraan di OPD Batam Parkir Langganan, Dishub Gencar Ajak Warga Bergabung
Selain itu, Rafki juga menyoroti birokrasi yang masih lambat dalam pengurusan perizinan di Batam. Perizinan masih terlalu panjang rentang kendalinya dan itu harus diperbaiki.
Ia menekankan, perlunya penurunan tarif logistik agar Batam lebih kompetitif dalam menarik investor baru. Dengan tarif logistik seperti sekarang ini, sangat sulit bagi Batam untuk bersaing merebut investor baru.
Jika perang dagang antara UE dan China meluas ke sektor-sektor lain seperti elektronik, Batam memiliki peluang besar untuk meningkatkan ekspor ke negara-negara Eropa.
Baca Juga:Â Modus Pacari Korban, Guru SD di Batam Cabuli Muridnya
“Ini adalah kesempatan bagi Batam untuk menggenjot ekspornya,” ujarnya.
Apindo Batam berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam menarik investor baru ke Batam. “Kami tidak punya strategi khusus, tetapi kami berkomitmen untuk membantu menarik investor baru melalui jaringan pengusaha yang kami miliki, baik di dalam maupun luar negeri,” kata Rafki. (*)
Reporter: Arjuna