batampos – Target perbaikan pipa air di depan Perumahan Happy Garden, Nagoya, Batam, belum juga selesai, setelah sebelumnya terjadi kebocoran sejak 2 Juli lalu.
PT Air Batam Hilir (ABH) awalnya menargetkan pengerjaan selesai pada 14 Juli. Akan tetapi, sampai Senin (15/7) ini pekerjaaan teknis masih berjalan.
Humas PT ABH Ginda Alamsyah, mengabarkan jika pengerjaan teknis untuk masalah kebocoran di lokasi tersebut masih berjalan dan dan menjadi fokus untuk segera menyelesaikan pekerjaannya. seperti hot taping (membuat koneksi) pipa eksisting.
“Untuk pekerjaan boring tahap kedua yang mengalami kendala terhambat batu sampai adanya akar pohon,” kata Ginda.
PT ABH menyampaikan permintaan maafnya kepada seluruh pelanggan air bersih di Batam atas ketidaknyamanan yang terjadi. Ginda berharap, tidak ada lagi kendala teknis yang berarti sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan ini dalam waktu dekat.
“Sehingga conecting dapat dilakukan segera, dan air dapat teraliri ke rumah-rumah,” ujar dia.
Ginda menyampaikan, bahwa hingga tahun 2023, kapasitas terpasang SPAM Batam bertahan pada angka 3.600 lps sejak 2015. Sementara, jumlah pelanggan terus tumbuh dari 280 ribu pada 2021, menjadi 317 ribu pelanggan, terhitung hingga Juni 2024. Artinya, kebutuhan pokok air minum selama kurun waktu 2021 sampai Juni 2024, tumbuh 370 lps.
Kondisi hari ini telah kembali defisit setidaknya sekitar 300 lps, secara keseluruhan. Maka dari itu, gangguan sekecil apapun pada sistem IPAM Batam akan berdampak langsung pada pelanggan.
Saat ini, BP Batam telah mulai membangun IPA baru 500 lps di Duriangkang dan 230 lps di Tembesi yang diproyeksikan selesai pada Desember 2024. Diharapkan Batam akan surplus air sebesar 230 lps, setidaknya sampai akhir 2025.
“Selama tahun 2024 dan 2025, BP Batam akan fokus memperbaiki fasilitas IPAM eksisting berupa pompa, filter, sistem perpipaan yang uzur agar gangguan terhadap masyarakat dapat diminimalisir,” ujar Ginda.
Disamping itu, pihaknya juga memastikan tambahan air yang siap pada akhir tahun 2024 bisa tersalurkan ke daerah-daerah krisis air, seperti Buana Vista, Bukit Raya, Marina, Geysa Eterna Marina, Tanjung Riau, Tiban, Taman Sari Hijau, Cipta Land, Lavender, Bengkong, Baloi, Kampung Utama, Jodoh Permai, dan lain-lain.
Selama sebulan terakhir, Batam mengalami gangguan air cukup banyak dan pelanggan sangat dirugikan. Ia pun mengamininya.
“Betul, kita mengalami gangguan kelistrikan yang cukup parah pada awal Juni 2024. Hal ini disebabkan adanya gangguan pembangunan infrastruktur. Kita terus meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dan telah menyelesaikan gangguan kelistrikan di Duriangkang tersebut,” kata dia.
Akan tetapi, masalahnya adalah karena kapasitas terbatas. Maka recovery atas gangguan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar seminggu.
“Mohon maaf kepada pelanggan yang posisinya jauh dan berada di ketinggian bahkan terdampak lebih dari seminggu seperti daerah Marina, Pulau Buluh, Bukit Raya dan lain-lain,” katanya. (*)
Reporter: Arjuna