Balai Latihan Kerja (BLK) Kabil ibarat Kawah Candradimuka yang menempa Gatotkaca-Gatotkaca baru, untuk bersaing dalam dunia kerja masa kini.
Bangunan berkelir biru dan putih terlihat mencolok dari tepi Jalan Hang Kesturi, Kabil. Dari luar tidak terlihat kegiatan atau kesibukan manusia.
Namun, saat Batam Pos melihat ke dalam bangunan, ada beberapa orang yang sibuk dan berkutat dengan komputer serta beberapa jaringan elektronik yang terlihat begitu canggih.
Mereka adalah peserta Balai Latihan Kerja (BLK) Kabil milik Kementerian Tenaga Kerja. Para peserta BLK Kabil ini dididik menjadi tenaga kerja yang siap pakai dan bisa bersaing dalam dunia kerja.
Peresmian BLK yang menjadi Kawah Candradimuka para tenaga kerja di Batam ini, ramai dihadiri oleh pejabat pusat hingga daerah. Mulai dari Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah hingga Wali Kota Batam, Muhammad Rudi.
Dalam sambutannya, Ida menyampaikan pernyataan yang menarik. ”Ini prosesnya panjang, sampai terjadi hari ini,” kata Ida Fauziyah, 10 Juli lalu.
Pernyataan Ida ini, bukan sekedar pemanis saat sambutan saja. Namun, proses pembangunan BLK Kementerian Tenaga Kerja di Batam sangat panjang. 84 kali purnama lamanya.
HR dan GA Citramas Group, Nara Dewa, tahu pasti cerita pembangunan BLK Kabil ini. ”Saya masih ingat, tahun 2017 Pak Kris (Chairman Citramas) sehabis membaca berita Batam Pos mengenai sulitnya pencarian lahan pembangunan BLK di Batam,” kata Nara Dewa saat ditemui Batam Pos 11 Juli lalu.
”Kalau kementerian cari lahan di Batam, lebih baik tawarkan saja lahan kawasan industri kita di Kabil,” lanjut Nara Dewa sembari menirukan perkataan Kris Wiluan saat itu.
Perintah tegas dan lugas itu, membuat Nara Dewa agak kebingungan. Sebab, harus berkomunikasi ke siapa. Ia mengaku, tidak memiliki koneksi di Kementerian Tenaga Kerja saat itu.
”Usai dapat perintah itu, saya tanya sana sini. Mulai dari Kadisnaker Provinsi saat itu (Tagor), dan juga Kadisnaker Kota Batam (Rudi Syakyakirti),” ungkap Nara Dewa.
Ada sekitar 2 tahun, Nara Dewa tidak bisa menemukan kontak orang Kemenaker yang tepat. Hingga akhirnya, September 2019, ada salah seorang staf Kementerian Tenaga Kerja mendengar bahwa Citramas Group bersedia menyiapkan lahan BLK.
”Saya sudah tanya sana sini, tak juga mendapatkan respon. Barulah di 2019, staff Kemenaker ini berkontak secara pribadi ke saya. Dia menyampaikan Dirjen Binalattas (Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas) Kemenaker saat itu (Bambang Satrio Lelono) akan ke Batam,” ucap Nara Dewa.
Tentunya hal ini menjadi kesempatan baik baginya. Sebab, Dirjen Binalattas adalah direktorat yang memastikan peningkatan daya saing tenaga kerja di Indonesia. ”Saat ke Batam, Pak Bambang ini acaranya padat banget. Tapi, saya sempatkan bertemu beliau dan menyampaikan maksud baik dari Citramas,” ungkap Nara Dewa.
Nara Dewa mengaku masih mengingat dengan jelas pertemuan itu. Pertemuan tersebut di Hotel Harris Barelang, saat malam hari. Saat pertemuan itu, Nara Dewa menyampaikan bahwa Citramas siap mendukung program Kemenaker dan menyediakan lahan untuk pembangunan BLK di Batam.
Saat malam itu, Bambang menjawab, bahwa dirinya tidak punya waktu meninjau lokasi yang menjadi lahan pembangunan BLK tersebut. Meskipun begitu, Naradewa memperlihatkan video dan foto lokasi lahan.
”Bertemu saja sudah senang saya, dan menyampaikan amanah dari Pak Kris dua tahun lalu. Tapi ternyata, Pak Bambang ini secara diam-diam meninjau langsung. Saya tahunya, setelah ada stafnya menelpon saya, karena tidak bisa masuk ke Kawasan Kabil,” ujar Nara Dewa sembari tersenyum.
Setelah peninjauan tak formal itu. Citramas dan Dirjen Kemenaker menjalin komunikasi yang intens. Komunikasi ini menghasilkan kesepakatan penandatangan MoU hibah lahan.
”Beberapa bulan setelah pertemuan, seingat saya sekitar 29 November 2019, KITK (Kawasan Industri Terpadu Kabil) menandatangani MoU hibah lahan,” tutur Nara Dewa.
Sembari mengingat-ingat runtutan setelah MoU itu, Naradewa menyeruput kopi yang ada dihadapannya. Setelah tiga kali seruput kopi, Naradewa seperti mengingat lagi, kejadian saat itu.
”24 November 2020 dilaksanakan penandatanganan akta hibah dan diserahterimakan tanggal itu. Lalu, 17 Februari 2021, penyerahan sertifikat tanah atas nama Kementerian Tenaga Kerja. Kala itu, Dirjennya sudah berganti, pak Budi Hartawan,” ujar pria yang akrab disapa Nara itu.
Setelah penyerahan sertifikat tanah itu, barulah pembangunan BLK Kabil digesa. Namun, proses pembangunan sempat terhenti di 2022. ”Ada beberapa problem yang tak bisa saya sebutkan. Lalu, di 2022 saya tanyakan lagi ke Pak Dirjen, kapan pembangunan BLK digesa lagi,” tutur Nara.
Awal 2023, pembangunan ini dimulai lagi dengan kontraktor yang baru. Para tukang dari Jawa didatangkan ke Batam, untuk segera menyelesaikan pembangunan BLK Kabil.
”Alhamdulillah, 10 Juli kemarin diresmikan. Kawasan BLK ini sangat komplit, ada rusun (rumah susun), masjid, gereja dan lapangan bola. Sehingga, peserta BLK ini bisa ke masjid atau gereja, atau suntuk bisa berolahraga,” ungkap Nara.
BLK Kabil dibangun atas lahan seluas 4,2 hektare. Diperkirakan lahan itu senilai Rp48 miliar.
”Jangan dilihat nilai uangnya. Namun, jika tenaga kerja yang dihasilkan bisa bersaing dalam pasar tenaga kerja nasional, regional bahkan internasional. Pak Kris sangat peduli dengan pendidikan anak-anak muda, yang akan menjadi tumpuan Indonesia di masa depan,” tutur Nara.
Meskipun baru berdiri, BLK Kabil menyediakan lima pelatihan kejuruan yakni, barista, welding, housekeeping, Programmable Logic Controller (PLC), dan animasi.
Kepala Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas, Andri Susila mengatakan, pelatihan di BLK Kabil terbuka untuk umum. Namun kedepannya, pelatihan serta syarat kepesertaannya akan mengikuti kebutuhan industri di sekitarnya.
“Untuk saat ini tidak ada syarat khusus terkait usia, tapi kedepannya kita menyesuaikan kebutuhan industri. Jangan sampai kita sudah latih, dan mereka kompeten, tapi tidak bisa dipakai industri,” kata dia, Kamis (10/7). (*)
Reporter: Fiska Juanda