batampos – Perpres soal bebas visa kunjungan baru saya disahkan oleh Presiden Joko Widodo. Namun, hal itu bukanlah sebuah kabar yang menggembirakan buat pelaku pariwisata.
Itu disampaikan oleh Ketua DPC Asosiasi Pariwisata Nasional (Asparnas) Batam, Andi Xie. Aturan tersebut dinilai tidak ada pengaruh sama sekali buat Batam.
Awalnya, pihaknya menginginkan Visa on Arrival (VoA) bisa dihapus oleh pemerintah pusat. Namun aturan yang baru tak memuat hal tersebut. Bagi dia, Perpres tersebut tidak bisa dikatakan sebagai sebuah stimulus.
“Itu (Perpres) enggak ada pengaruh sama sekali. Paling tidak VoA itu dihapus. Kalau enggak, pakai visa 7 hari,” ujarnya, Rabu (4/9).
Baca Juga:Â 4 Negara Penyumbang Kunjungan Wisman Belum Bebas Visa, Disbudpar Batam Tetap Optimis
Jika menggunakan visa 7 hari, paling tidak bisa meringankan beban buat para pelancong ke Batam. Penghematan biaya untuk itu bisa mencapai ratusan ribu.
“Negara lain di ASEAN sudah menghapus VoA, semua sudah free. Nah, kita masih begini-begini saja. Kalau visit Indonesia pakai visa 7 hari, paling tidak bisa meringankan beban turis. Satu minggu itu paling hanya Rp150. Sementara bebas visa 7 hari tak ada di dalamnya,” kata Andi.
Belum lagi bicara harga tiket feri internasional yang masih melambung tinggi. Persoalan ini menjadi salah satu atensi bagi pegiat pariwisata, namun penyelesaian masalahnya tak kunjung selesai sejak dulu.
“Harga tiket ferry masih tetap sama. Takada hasil. Kita capek juga seperti ini terus, kenapa ini masih mahal. Sekarang kita coba dorong pemerintah untuk menyelesaikan polemik tiket ini,” ujarnya.
Meski begitu, Andi tetap optimis buat sektor pariwisata di Batam. Asparnas Batam saat ini tengah mencoba memboyong ribuan wisatawan Tiongkok untuk berkunjung ke Bandar Dunia Madani.
Baca Juga: Ekspor Batam Tumbuh 10,51 Persen, Singapura Tujuan Utama
Untuk tahap awal soal upaya menarik wisatawan mancanegara (wisman), pihaknya tengah membicarakan mengenai sistem penerbangan dengan maskapai. Jika ada keringanan entah itu berupa kerjasama dengan pihak airlines, maka ia optimis dapat menggaet ribuan wisman.
“Kita sekarang lagi bahas harga dari airlines. Target kita 1.500 sampai 2.000 wisatawan asal China untuk berkunjung ke Batam, itu target untuk Oktober sampai November tahun ini,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Batam, Ardiwinata enggan berbicara banyak mengenai harga tiket feri itu. Pemerintah, dan sejumlah pihak terkait sudah mencoba merumuskan kebijakan agar tak memberatkan bagi wisman.
“Semua sudah dibicarakan. Harga tiket feri ini kan berkaitan dengan bisnis. Beberapa waktu yang lalu juga sudah dibicarakan dengan KPPU di BP Batam dengan melibatkan banyak pihak. Kita tunggu saja nanti, semoga ada kabar baik,” ujar dia.
Batam Pos telah mencoba mengonfirmasi perihal harga dan dugaan kartel tiket feri ke perusahaan atau agen pelayaran terkait. Akan tetapi sampai saat ini yang bersangkutan tak kunjung merespons. (*)
Reporter: Arjuna