batampos – PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam (Persero) atau Persero Batam dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia atau Indonesian Logistics and Forwarders Association (Alfi/Ilfa) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Batam hari ini, Selasa (26/3) menggelar penandatanganan nota kesepahaman pada kegiatan logistik.
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ini ditandatangani langsung oleh Ketua Alfi/Ilfa DPC Batam periode 2023-2028, Apin Maradonald dan Direktur Utama PT Persero Batam, Arham S. Torik.
Nota kesepahaman tersebut merupakan upaya mendukung Ekosistem Logistik Nasional (NLE) dan Ekosistem Logistik Batam (BLE). Selain itu untuk menciptakan ekosistem logistik di Batam agar pelayanan bidang kegiatan logistik berjalan lancar dan terakomodir.
Ketua Alfi/Ilfa DPC Batam periode 2023-2028, Apin Maradonald mengatakan, kerja sama MoU ini akan menitik beratkan di bidang pelayanan jasa pengangkutan dan pengantaran peti kemas melalui aplikasi teknologi yang disediakan oleh PT Persero Batam bekerjasama dengan Alfi/Ilfa DPC Batam sebagai asosiasi logistik dan forwarder Indonesia penyedia armada angkutan.
“Ini yang perdana (kerja sama, red), karena pelabuhan peti kemas Batuampar baru buka. Semuanya untuk mendukung program peti kemas sekaligus program pemerintah,” ujarnya kepada media ini di aula pertemuan Kantor Sekretaris Alfi/Ilfa DPC Batam, Jalan Tenggiri, Tanjungsengkuang, Batuampar, Selasa (26/3/2024).
Apin turut berharap agar kerja sama ini dapat disosialisasikan langsung kepada pemilik kontainer maupun feeder baik lokal juga internasional. Sehingga dapat disinkronisasi dan manfaatnya bisa dirasakan nantinya.
“Alfi/Ilfa DPC Batam menyambut baik kerja sama ini, dan berharap agar dapat membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Batam dalam memonitor arus volume logistik yang berkembang, terutama yang melalui pintu laut khususnya dari Pelabuhan Batuampar,” sebutnya.
Persero Batam yang dipercayakan oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam sebagai pengelola Pelabuhan Peti Kemas Batuampar sejak 1 November 2023 akan menghadirkan aplikasi teknologi untuk kegiatan peti kemas bagi para pelaku bisnis logistik.
Aplikasi yang dikembangkan itu dapat terintegrasi dengan sistem BSIM/I- BOS/BTOS/AGS yang sudah berjalan. Di samping itu, sistem yang juga sedang dikembangkan adalah sistem pemesanan armada trailler untuk melakukan kegiatan bongkar-muat peti kemas dari kapal maupun pelayanan keluar dari CY ke customer di seluruh area Batam.
“Kami ingin bagaimana menjadikan pelabuhan peti kemas Batuampar sebagai salah satu pelabuhan peti kemas terbaik di Indonesia serta membuat Kota Batam menjadi lebih baik ke depannya dalam mewujudkan pelabuhan Batuampar transformasi sebagai pelabuhan peti kemas sehingga dapat mendongkrak ekonomi di Kepulauan Riau khususnya Batam menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya. (*)