Sabtu, 30 November 2024
spot_img

Persoalan Air di Batam Menambah Beban Masyarakat

Berita Terkait

spot_img
Warga saat mengisi air dari tanki Spam di RW 024 Tanjunguncang, Batuaji dini hari, Senin (29/5). F Dalil Harahap/Batam Pos

batampos – Warga di Perumahan Cipta Green Mansion sudah berbulan-bulan merasakan tak lancarnya pasokan air. Meskipun sudah demo dan mendatangi Kantor SPAM Batam, tetap saja pasokan air tidak mengalir lancar.

Bahkan, akhir-akhir ini air sering mati. Akibatnya, persoalan pasokan air ini, menambah beban masyarakat. Hal itu diungkapkan oleh salah seorang warga Perumahan Cipta Green Mansion, Aditya Saputra.


“Sudah dua bulan air sering mati di sini,” kata Aditya.

Ia mengatakan, problem ini tidak pernah selesai, meskipun sudah demo atau melaporkan ke pemerintah daerah. Aditya mengaku, tidak tahu harus mengadu ke siapa lagi.

Baca Juga: Harga BBM Turun, Batam Terendah

Sebab, persoalan ini tetap tak kunjung ada penyelesaiannya. Jika air hidup, sering kala di malam hari. Sehingga, masyarakat sering bergadang menampung air. Meskipun esok hari, masyarakat harus bekerja.

“Mau gak mau, begadang semalaman. Besok sudah pergi kerja lagi di pagi harinya. Jika tidak, yah tidak dapat air,” ungkapnya.

Jika tidak begadang, efeknya adalah bertambahnya pengeluaran. Karena harus membeli air dari mobil tangki. “Satu tangki itu Rp 350 ribu, bisa menyuplai 5 hingga 6 rumah,” ujarnya.

Hal yang senada disampaikan oleh Tania. Ia mengatakan, jika membeli air galon atau tangki, pengeluaran rumah tangga jadi bertambah.

“Penampung air kami kecil, jadi harus cari barengan,” ujar Tania.

Baca Juga: Diguyur Hujan, Upacara Hari Lahir Pancasila di Mapolresta Barelang Tetap Berlangsung

Tania berharap, pasokan air kembali lancar. Sehingga, tidak mengganggu ritme kerja atau pengeluaran rumah tangga. “Harapan kami lancar-lancar saja,” ujarnya.

Sementara itu, Corporate Communication (Corcom) SPAM Batam, Ginda Alamsyah mengatakan, pihaknya berupaya meningkatkan suplai air. “Jangka pendek, kami berupaya meningkatkan keseimbangan pasokan air, serta memaksimalkan water tangki. Masyarakat dapat memanfaatkannya dan itu gratis,” ujar Ginda.

Solusi jangka panjang adalah Mukakuning dua dan penambahan kapasitas Duriangkang. “Proyek ini terus berjalan, jika sudah selesai. Setidaknya, bisa mengatasi beberapa problem pasokan air di masyarakat Batam,” ungkapnya. (*)

 

Reporter: FISKA JUANDA

spot_img

Update