batampos – PT Citra Tubindo Engineering (CTE) menyelesaikan pabrikan offshore rig untuk eksplorasi gas alam PT Medco Energi di Natuna. Ada dua rig yang telah diselesaikan oleh CTE yakni untuk lapangan Malong dan Belida.
Tipe rig yang dibuat jenis Zeepod, diklaim pertama kali diproduksi di Indonesia. Rig jenis ini cocok untuk penambangan di laut yang dalam. Proyek ini ditaksir nilai mencapai kisaran 40 hingga 50 juta Dolar Amerika Serikat.
“Tipe ini (Zeepod) pertama di Indonesia, kami bangga bisa mengerjakannya. Tenaga dari Indonesia, bahan-bahannya dari Indonesia, seperti besi dari karakatau,” kata CEO Citramas Group, Kris Wiluan, Jumat (23/9).
Pemilihan barang-barang dari dalam negeri, diharapkan Kris dapat mendukung pertumbuhan dalam negeri. Ke depan, ia mengatakan akan terus mengutamakan penggunaan bahan-bahan dari dalam negeri.
Pembuatan rig Zeepod yang memiliki teknologi lebih tinggi, dibandingkan rig-rig jenis lainnya, kata Kris, menjadi bukti kualitas tenaga kerja di Batam tidak jauh beda dari luar negeri.
“Hari ini pengiriman rangkaian terakhir, top site-nya. Part lainnya sudah dikirim terlebih dahulu,” ucap Kris.
Ia mengatakan pengerjaan rig ini tepat waktu dan tidak ada mengalami satu kecelakaan pun. Hal ini menjadi sebuah prestasi bagi CTE.
Rig tipe zeepod ini ada dua unit dibuat. Satu unit dikerjakan dalam waktu 9 bulan, satu unit lainnya dikerjakan dalam waktu 12 bulan. Unit pertama sudah dikirimkan dan dipasang.
“Ini top site-nya dikirimkan, dan kemungkinan awal tahun depan sudah dapat beroperasi,” ujarnya.
Project Manager Malong dan Belida, Faruq Fatoni mengatakan zeepod adalah teknologi baru di Indonesia. Namun, di luar negeri sudah sering dilakukan.
Ia menjelaskan zeepod adalah teknologi yang membuat rig menjadi seperti puzzle. Rig jenis ini cocok untuk di laut kedalaman 80 sampai 90 meter.
“Ada beberapa section. Kesulitannya adalah bagaimana setiap potongan puzzle ini bisa simetris dengan lainnya. Sehingga saat pemasangan tidak ada problem, jika tidak semetris. Pasti pemasangannya akan bermasalah, kami bersyukur pengerjaanya berjalan dengan baik,” ujarnya.
Proyek ini, kata Faruq dapat terlaksana, berkat 400 orang tenaga kerja.
Kepala Divisi Manajemen Aset SKK Migas, Ahmad Riad mengatakan proyek ini termasuk salah satu prioritas dari SKK Migas. Sebab, blok Malong dan Belida, masuk dalam program pemerintah.
Ia mengatakan ke depan masih banyak proyek, dan dipastikannya proyek akan diprioritaskan dibuat di Indonesia. “Kalau Batam, tergantung nanti tendernya bagaimana,” ujarnya.
Lapangan di Malong dan Belida masuk dalam proyek yang mendatangkan pendapatan bagi negara. Lalu, targetnya juga untuk penyaluran gas ke Singapura. (*)
Reporter : FISKA JUANDA