batampos – Tumpah ruah masyarakat menghadiri tabligh akbar bersama Ustaz Das’ad Latif di Cahaya Garden, Bengkong, Senin (18/11) malam. Turut hadir dalam kegiatan ini, Amsakar Achmad, Li Claudia Chandra, Nyanyang Haris Pratamura hingga Ketua DPRD Kepri Imam Setiawan.
Dengan gayanya yang khas Bugis dan penuh kejenakaan, Ustaz Das’ad Latif menyampaikan tausiah. Sesekali ia menuntun jamaah yang hadir untuk salawat bersama.
Walau kerap identik dengan kejenakaan, Ustaz Das’ad yang merupakan doktor komunikasi ini menyampaikan sejumlah hal penting.
Salah satunya yakni ajakan agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan di tengah hiruk pikuk politik, terutama menjauhi praktik politik identitas yang bermuatan suku, agama, ras, antargolongan (SARA).
“Silahkan jagokan jagoan mu, jangan menjelekkan, jangan bawa isu SARA. Kita semua Indonesia, dalam bentuk Melayu, Bugis, Chinese, Jawa, Batak dan lain-lainnya,” papar dia.
Ia menginginkan ada kesadaran kolektif warga Batam agar ikut menyukseskan pilkada yang bermartabat yang mencerminkan Batam dengan ragam latar belakang warganya.
Termasuk ia berpesan kepada penyelenggara pemilu agar melaksanakan tugas sebaik mungkin. “Boleh beda pilihan, tapi ingat bapak ibu sama-sama adalah sesama warga Batam,” katanya. Setelahnya ustaz bersama warga bersenandung lagu Satu Nusa Satu Bangsa.
Ajakan Ustaz Das’ad Latif ini senada dengan nilai-nilai yang dibangun Amsakar Achmad yang juga hadir dalam tabligh akbar tersebut. Bahkan nilai ini tercermin dalam hastag #bersamakitabisa. Sebuah harapan agar persatuan dan kesatuan di Batam tetap terjaga.
“Kalau saya analogikan, (kemajemukan) Batam ini ibarat orkestra. Banyak yang memainkan alat musik yang beragam, disatukan lalu melahirkan bunyian yang merdu didengar,” kata Amsakar pada satu Kesempatan.
Pun demikian, semangat masih terus diperjuangkan. Sejak mencalonkan diri sebagai Walikota Batam bersama Li Claudia Chandra, dengan mengaungkan hastag #batamrumahkita. Jika kebersamaan telah dibangun, pihak Amsakar meyakini #batammaju akan terwujud.
“Dengan kebersamaan akan membuat berbagi lompatan pembangunan, ” imbuhnya.
Bahkan dalam politik ini, Amsakar kerap mengimbau agar politik mencari kesalahan orang lain, Black Campaign, hingga politik identitas.
“Jangan sibuk mengurusi tepian kain orang lain,” pungkasnya. (*/adv)