batampos – Terhitung sejak Januari sampai 14 Agustus 2024, tercatat sebanyak 98 gangguan pelayanan air bersih di Batam. Gangguan meliputi kebocoran pipa hingga sistem kelistrikan.
Informasi itu dirangkum oleh Batam Pos dari akun resmi Instagram milik PT Air Batam Hilir (ABH), @airbatamhilir. Terbaru, pada 14 Agustus, kebocoran pipa terjadi di Jalan Raden Patah, Lubukbaja, menyebabkan gangguan suplai air.
“Gangguan tepatnya di depan 21 lama. Saat ini perbaikan sedang berposes dan kita gesa secepatnya,” kata Corporate Communication PT ABH, Ginda Alamsyah.
Selama proses pengerjaan atau perbaikan, terdapat sejumlah area yang kena dampak. Diantaranya meliputi kawasan Nagoya, Kampung Utama, Jodoh, Batuampar, dan sekitarnya.
Selain itu, gangguan juga kerap terjadi di kawasan Batuampar, seperti di Bengkong dan Tanjungsengkuang. Belum lagi di Kecamatan Batuaji, tepatnya di Tanjunguncang, yang sering kali mengalami gangguan, bahkan sudah seperti langganan.
Ginda menyebut, jika kendala yang dialami tak serta merta akibat dari kesalahan konsorsium. Misal, gangguan pada sistem kelistrikan, itu wajar terjadi dikarenakan pemeliharaan rutin yang dilakukan secara berkala.
Sementara untuk gangguan seperti kebocoran pipa, disebabkan karena pengembangan pembangunan Batam yang masif. Terlepas dari itu, pihaknya terus berbenah dan selalu melakukan yang terbaik, termasuk cekatan dalam menuntaskan masalah.
“Kita ini, kan, ada dua perusahaan, di hulu dan hilir. Kebocoran pipa itu wewenang hilir dan sistem kelistrikan itu di hulu,” kata Ginda.
Untuk data terkini, jumlah pelanggan air di Batam mencapai sekitar 320.528, mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun 2021 yang hanya sekitar 280 ribu pelanggan. Peningkatan ini menyebabkan kebutuhan air bertambah sebesar 370 liter per detik (lps).
Namun, kondisi kapasitas terpasang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Batam tidak berubah sejak tahun 2015, tetap berada di angka 3.600 lps, hingga tahun 2023. Meskipun pada Agustus 2023, BP Batam telah menambah kapasitas sebesar 350 lps di Muka Kuning 2 (MK2), hal ini masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan yang terus bertambah.
Saat ini, Kota Batam mengalami defisit air sekitar 300 lps. Membuat gangguan sekecil apapun pada sistem Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) berdampak langsung pada pelanggan.
Dalam rangka mengatasi masalah ini, konsorsium air bersih telah memulai pembangunan dua instalasi baru, yaitu IPA 500 lps di Duriangkang dan 230 lps di Tembesi, yang diproyeksikan selesai pada Desember 2024. Dengan selesainya proyek ini, diharapkan kota Batam akan memiliki surplus air sebesar 230 lps setidaknya hingga akhir 2025. (*)
Reporter: Arjuna