batampos – Banjir yang terjadi di Batuaji dan Sagulung kemarin tidak saja terjadi di ruas jalan utama, tapi juga jalan pemukiman. Jalan pemukiman masyarakat di Marina, Sekupang misalkan hujan dua hari terakhir ini selalu digenangi banjir. Menanggapi hal tersebut Pjs Walikota Batam, Andi Agung memberikan perhatian dan akan membahas lebih lanjut bersama Camat dan Dinas terkait.
“Iya saya sudah monitor soal banjir itu dan baru dua hari menjabat Pjs Walikota Batam tentunya diperlukan langkah konkret yang bakal kami lakukan di masa waktu dua bulan kedepan ini,” ujar Pjs Walikota Batam, Andi Agung, Kamis (26/9).
Menurutnya persoalan banjir diruas jalan dibeberapa titik di kota Batam terkendala karena saluran drainase yang tidak berfungsi secara normal maka diperlukan penanganan lebih lanjut dan serius oleh Dinas terkait.
“Saya sudah rencanakan untuk membahas ini dengan seluruh camat di kota Batam untuk menggerakkan gotong royong dan juga melibatkan dinas terkait untuk mengatasi persoalan banjir ini,” katanya.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) di Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBM-SDA) Batam, Wan Taufik mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya rutin normalisasi di beberapa titik.
Menurut data dari DBM-SDA Batam, terdapat setidaknya 21 titik rawan banjir di kota ini. Banjir tidak hanya melanda jalan raya, tetapi juga kawasan perumahan.
“Pemerintah telah menyiapkan dua pendekatan dalam menangani masalah banjir, yaitu penanganan jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek, pihaknya rutin melakukan pembersihan dan normalisasi saluran air, baik menggunakan alat berat maupun tenaga manusia,” katanya
Untuk jangka panjang, pihaknya akan membangun drainase permanen di daerah-daerah yang aliran airnya masih dapat mengandalkan gravitasi.
“Sementara untuk daerah yang dipengaruhi oleh pasang air laut, kami akan menggunakan sistem polder, yaitu dengan membangun fasilitas fisik seperti saluran drainase, kolam retensi, dan pompa air yang dikelola secara terpadu,” ujarnya.
Selain itu, dia juga menekankan pentingnya pemulihan fungsi daerah resapan air di hulu melalui penghijauan dan pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Masyarakat juga diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan agar saluran air tidak tersumbat dan mengurangi risiko banjir.
“Selain curah hujan tinggi, tata guna lahan, sampai kapasitas daya tampung menjadi penyebab atau faktor utama banjir yang kerap terjadi di Batam. Jika daerah resapan air limpasannya sedikit, tidak semua air hujan menjadi air permukaan. Daya tampung saluran yang sudah tak mampu menampung debit air,” tutupnya. (*)
Reporter: AZIS MAULANA