Minggu, 22 September 2024

PMI Batam Butuh Biaya Rp2,4 Miliar per Tahun untuk Pengolahan Darah

Berita Terkait

spot_img
WhatsApp Image 2022 07 22 at 10.52.13 e1658462136590
Ilustrasi. Masyarakat Kota Batam mengikuti kegiatan donor darah yang digelar Batam Pos, Jumat (22/7/2022). Foto: Messa Haris/Batam Pos

batampos – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Batam membutuh biaya Rp2,4 miliar per tahun untuk pengolahan darah yang telah didonorkan oleh pendonor.

PMI Kota Batam juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, mengenai kegiatan di PMI. Salah satu sosialisasi itu dilakukan pada saat penggalangan dana PMI pada bulan dana.



Ketua Panitia Bulan Dana PMI Kota Batam Tahun 2022, Steven Japari, mengatakan, tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada masyarakat yang menganggap PMI melakukan jual darah. Termasuk dirinya sendiri sebelum bergabung di PMI Batam.

“Semua darah yang diperoleh PMI itu gratis, tidak dipungut biaya untuk mendapatkannya. Tapi, memang ada biaya yang harus dikeluarkan sebagai biaya pemrosesan darah atau yang disingkat BPD,” katanya.

Baca Juga: Cabuli Keponakan Selama 9 Tahun, Rades Dihukum 18 Tahun Penjara

Hal ini disebabkan karena darah tak bisa langsung disalurkan pendonor kepada penerima. Jadi kata dia, biaya yang selama ini dikeluarkan bukan untuk membayar darah.

“Stigma negatif atau pikiran yang timbul itu kita tidak bisa salahkan bahwa waktu saya donor darah saya kasih gratis tapi saat butuh darah saya bayar. Intinya Palang Merah Indonesia menjual darah saya,” ujarnya.

Ia menjelaskan, yang perlu disosialisasi atau edukasi kepada masyarakat awam yakni pada saat donor, PMI membutuhkan wadah dan wadahnya itu adalah kantong darah.

“Kantong darah itu kita perlu beli dan tidak dapat gratis. Ada biayanya,” katanya.

Baca Juga: Pembayaran Hanya Lewat Bank BRI, Tilang Manual Menunggu Instruksi Korlantas

Kedua kata dia, pada saat mendonorkan darah tidak serta merta darah bisa di donor kan atau diberikan ke orang lain.

Darah lanjutnya, harus diperiksa, apakah darah tersebut tidak ada enam jenis penyakit seperti HIV, Hepatitis, dan lain sebagainya.

“Dan ini untuk kantong darah dan asesmen darah itu ada biayanya,” lanjutnya.

Ia mengatakan, setiap kantong darah yang diperoleh itu membutuhkan biaya sebesar Rp 460 ribu.

Baca Juga: Bandara Hang Nadim Siap Akomodir Kebutuhan Taksi Online

Dari setiap kantong darah itu, PMI juga mendapatkan uang penggantian darah dari rumah sakit atau BPJS sebesar Rp 360 ribu.

“Jadi kalau kita kalkulasi, setiap kantong darah itu PMI harus menanggung Rp 100 ribu,” katanya.

Sementara kebutuhan darah untuk di Kota Batam sendiri berkisar 22 ribu sampai 24 ribu kantong darah dalam satu tahun.

Angka itu, belum termasuk darah yang tidak bisa digunakan. Untuk darah yang tidak bisa digunakan harus dimusnahkan dan memerlukan biaya kembali.

“Itu tidak bisa dimusnahkan begitu saja dan harus dibakar. Dan itu biayanya tidak murah,” katanya.

Baca Juga: Tahun Ini Bangunan Utama Masjid Agung Batamcenter Dibongkar 

Sehingga, dengan kebutuhan darah di Kota Batam sebanyak 24 ribu kantong per tahun dan dikalikan Rp100 ribu per kantong, maka PMI Kota Batam membutuhkan biaya sebesar Rp 2,4 miliar. Sehingga, biaya ini menjadi beban bagi PMI Kota Batam.

Pemerintah Kota Batam turut membantu untuk meringankan beban PMI Kota Batam. Dengan menggunakan Dana Bansos sebesar Rp 1 miliar per tahun untuk PMI Kota Batam.

“Selebihnya Rp 1,4 miliar ini harus dicari PMI Kota Batam. Kalau kita tak cari, bisa bangkrut ini PMI ini. Jadi inilah yang kita sampaikan sosialisasi nya,” katanya.

Selanjutnya, PMI juga ada gerakan Rp 10 ribu per orang. Jika seluruh masyarakat Kota Batam tanpa memandang status, baik yang mampu dan tidak mampu, dengan jumlah penduduk sekitar 1,3 juta, maka akan terkumpul Rp 13 miliar untuk membantu PMI Kota Batam.

Baca Juga: Pencurian Fasilitas Publik Semakin Marak di Batam, Dua Pekan 5 Kabel Lampu Jalan Raib

Atau jika pun 10 persen dari penduduk Kota Batam membantu PMI dalam gerakan Rp 10 ribu per orang setiap tahun, maka akan terkumpul dana sebesar Rp 1,3 miliar.

“Kalau 10 persennya dari 1,3 juta penduduk itu menyumbang gerakan Rp 10 ribu satu tahun sekali, maka harusnya kita bisa tertutupi satu tahun menyumbang Rp 10 ribu. Inilah yang perlu kita sampaikan, satu tahun Rp 10 ribu saja membantu PMI maka PMI pun bisa tetap eksis,” katanya.

Dana tersebut, tentunya belum termasuk kegiatan PMI lainnya. Seperti adanya bencana. Meskipun Kota Batam tidak ada bencana seperti gempa bumi dan sebagainya, namun hal ini tetap harus dilakukan untuk bencana banjir, kebakaran dan lain sebagainya.

“Ini yang kita lakukan suatu pemaparan kalau kita melakukan ke masyarakat. Ini harus jadi suatu pondasi. Mita ingin membuat suatu pondasi kenapa setiap tahun harus menyumbang ke PMI,” imbuhnya.(*)

Reporter: Eggi Idriansyah

spot_img

Update