batampos – Kecelakaan kerja yang menewaskan Messa Sembiring di PT Fuyuan Plastik Industry, Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji, Kamis (15/2) lalu menyita perhatian buruh pabrik lain di kota Batam. Buruh pabrik, baik itu di perusahaan galangan kapal ataupun perusahaan lainnya berharap ada peningkatan pengawasan terkait K3 yang menjamin kesehatan dan keselamatan pekerja.
Harapan ini bukan tanpa alasan sebab banyak perusahaan yang memang mengabaikan K3 dalam menjalankan aktifitas produksinya. Ini terbukti dengan kejadian yang menimpa Messa Sembiring ini. Mesin produksi perusahan pengolahan bisa bergeser dan jatuh ketika disenggol barang muatan forklift. Ini bisa disimpulkan bahwa penempatan mesin juga tidak memperhatikan keselamatan pekerja.
Keluhan akan minimnya keselamatan kerja bagi buruh pabrik di perusahaan pengolahan plastik ini sebenarnya sudah sejak lama disuarakan. Beberapa waktu lalu pekerja di perusahaan serupa mengeluh menderita penyakit gatak-gatal dan gangguan pernapasan sebab perusahaan membebankan karyawan sendiri yang menyediakan alat keselamatan kerja seperti masker penutup hidung dan sarung tangan.
“Saya sempat seminggu kerja di PT Plastik itu. Gajianya harian, sudah gitu tak ada stok sarung tangan atau masker di sana. Kita bawa sendiri dari rumah kalau mau aman. Banyakan orang tak peduli. Padahal itu limbah plastik yang harus dipegang. Kalau tak ada sarung tangan bisa habis kena penyakit badan kita. Makanya saya lebih baik berhenti bekerja dari pada korbankan kesehatan dan keselamatan saya, ” ujar Nina, warga Tanjunguncang yang mengaku prihatin dengan minimnya penerapan K3 di lingkungan perusahaan itu.
Pengalaman serupa juga dialami Junaidi, warga Batuaji yang saat ini menekuni bisnis UMKM. Dia pernah masuk kerja di salah satu galangan kapal di Tanjunguncang. Mulanya dia semangat, namun ketika disuruh membersihkan tangki kapal tanpa ada lampu penerangan dan blower untuk sirkulasi angin dia akhir mundur.
“Antar nyawa itu namanya. Mana di ruang sempit, pegang alat berat semua, gelap lagi tak ada blower. Ah mending saya jualan es saja begini. Nyaman dan aman, ” ujarnya.
Pengalaman yang kurang bagus dengan K3 di lingkungan industri ini sebenarnya banyak dirasakannya oleh pekerja di lapangan. Namun karena kebutuhan akan lapangan kerja membuat mereka terbiasa dengan kerja tanpa perlengkapan K3.
Terkait kematian Messa Sembiring, penyidik Polsek Batuaji masih terus mendalaminya. Dugaan adanya unsur kelalaian dengan K3 juga jadi fokus penyelidikan polisi.
“Saat ini keluarga dan perusahaan lagi rembuk terkait pemakaman korban. Kita akan dalami lagi soal kematian korban ini, ” ujar Kanit Reskrim Polsek Batuaji Ipda M Yuda.
Seperti diberitakan sebelumnya, Seorang buruh pabrik pengolahan plastik PT Fuyuan Plastik Industry di Tanjunguncang, Batuaji tewas mengenaskan dengan kondisi kepala remuk, Kamis (15/2).
Pekerja yang belakangan diketahui bernama Messa Sembiring ini tertimpa mesin produksi perusahaan. Jenazahnya sempat bersemayam di kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam di Batuaji sebelum diambil keluarga.
Informasi yang didapat, kejadian tragis yang dialami pemuda nahas tersebut terjadi ketika salah satu operator forklift sedang memindahkan barang produksi. Operator tersebut diduga tidak memperhatikan situasi di sekitar lokasi sehingga muatannya menyenggol mesin produksi dan kebetulan disaat bersamaan korban sedang berada tepat dibawa mesin tadi. Korban tertimpa dan dikabarkan tewas di tempat.
Sejumlah kerabat korban saat di jumpai di kamar Jenazah RSUD membenarkan kronologis kejadian nahas yang melimpah korban. (*)
Reporter: Eusebius Sara