batampos – Polresta Barelang terus mengusut dugaan korupsi pengadaan puluhan ribu kotak susu untuk ibu hamil. Ada sebanyak 11 orang saksi diperiksa. Kasus ini bermula dari Dinas Kesehatan Kota Batam menerima anggaran Rp2 miliar dari Kementerian Kesehatan RI untuk program Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
Program ini untuk ibu hamil dengan kekurangan gizi dan balita. Dana tersebut dialokasikan untuk pengadaan sekitar 30 ribu kotak susu yang kemudian didistribusikan ke puskesmas-puskesmas yang ada di Batam.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa penyelidikan ini untuk memastikan program PMT itu tepat sasaran. ”Kami telah menelusuri puskesmas-puskesmas di Batam untuk memastikan distribusi bantuan berjalan sesuai tujuan,” kata Kapolresta Barelang, Kombes Heribertus Ompusunggu, Sabtu (26/10).
Ia mengatakan, ada sebanyak sebelas saksi diperiksa dan diminta keterangan. Meskipun begitu, Heribertus mengatakan, masih belum ditemukan bukti tambahan yang signifikan.
Saat ditanya berapa kerugian negara, dia mengaku belum bisa memastikannya, sebab kasus ini masih dalam tahap pendalaman.
“Karena proses ini masih panjang, kami akan terus meminta keterangan saksi-saksi satu per satu dan mencocokkan data yang ada di lapangan,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi, dan Kepala Bidang Kesehatan telah dimintai keterangan oleh penyidik terkait dugaan tindak pidana korupsi (tipikor) dalam penggunaan anggaran untuk program PMT bagi ibu hamil di puskesmas-puskesmas di Batam.
”Ya, kami telah dipanggil untuk menjelaskan pengadaan makanan tambahan. Kami melaksanakan prosedur sesuai aturan, dan tugas kami adalah memantau kegiatan di lapangan,” ujar Didi.
Didi mengatakan, dari dana yang diterima Dinkes Batam sebesar Rp2 miliar, sebanyak Rp1,4 miliar yang telah digunakan. Sementarasisanya masih tersimpan di kas negara. ”Tidak ada penggelembungan anggaran karena pembelian dilakukan sesuai harga pasar dan kebutuhan yang ada,” ungkap Didi.
Puluhan ribu kotak susu itu telah didistribusikan ke masyarakat. Namun, di salah satu puskesmas di Seilekop, Sagulung, masih tersisa beberapa kotak susu. ”Puskesmas lainnya habis (didistribusikan),” kata Didi.
Ia menambahkan bahwa program PMT ini dijalankan dengan panduan teknis dari Kementerian Kesehatan. Program ini bertujuan untuk membantu ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan mereka dari keluarga miskin atau kurang mampu.
“Program PMT ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan gizi ibu hamil dan balita demi menurunkan angka gizi buruk di Batam,” ujarnya. (*)
Reporter : ARJUNA