Minggu, 22 September 2024

Politik Uang masih Jadi Tantangan pada Pilkada

Berita Terkait

spot_img
diskusi
Wakil Direktur Politeknik Batam, Zainuddin (dua dari kiri) bersama Dosen Fisip Unrika, Rahmayandi Mulda (dua dari kanan) saat menghadiri Podcast Batam Pos di Four Point Hotel, Kamis (7/3). F. Yulitavia

batampos – Politik uang atau money politic masih menjadi tantangan bagi peserta pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan digelar November mendatang. Dosen Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kepulauan (Unrika), Rahmayandi Mulda S.IP, M.I.P menyampaikan berkaca dari hasil Pemilu ini, ada pergeseran yang terjadi. Politik uang menjadi kendaraan paling ampuh meraih kursi kekuasaan.

“Meskipun tidak secara terang-terangan diungkap ke publik. Namun ini terjadi, dan masyarakat tidak ada masalah, dan juga unsur pembiaran, meskipun tahu itu mencederai aturan dalam pesta demokrasi ini,” kata dia saat hadir di Podcast Batam Pos, Kamis (7/3).



Kenyataan yang ditemukan usai pemilihan berlangsung adalah, ternyata tokoh yang sudah berbuat dan merupakan petahana berguguran dengan pendatang baru.

“Ini lah kondisi masyarakat saat ini. Berapa minimnya pendidikan politik. Hal ini memang harus dihadapi. Tugas bersama, terutama mereka yang akan berpartisipasi di Pilkada November mendatang,” sebutnya.

Baca Juga: PLN Batam dan Kejaksaan Teken MoU Penanganan Hukum

Menurutnya, tantangan di depan adalah bagaimana memantapkan hati agar bisa terhindar dari praktik money politik ini. Peserta partai politik harus punya komitmen melawan ini.

Karena money politik ini bisa menjadi bibit lahirnya tindakan korupsi di masa depan. Karena banyaknya ongkos politik, membuat ada perubahan ketika menjabat.

“Ini yang harus dicegah. Bagaimana nasib generasi emas ke depan, kalau membiasakan hal yang melanggar ini,” sebutnya.

Wakil Direktur Politeknik Batam, Zainuddin menyampaikan hal yang sama, menurutnya terjadi pergeseran tentu petahana harus menyadari apa yang harus mereka evaluasi.

Baca Juga: Relaksasi Berikan Dampak Bagi Penerimaan PBB-P2 dan BPHTB

Tidak bisa dipungkiri money politik berperan di Pemilu 2024 ini, dan harus diakui hal ini terasa lebih masif dibandingkan dengan 2019 lalu.

“Kita sebutnya sangat vokal sekali untuk money politik ini. Kita harus meningkatkan edukasi politik kepada masyarakat. Pemenang hari ini adalah cerminan masyarakat kita saat ini,” terangnya.

Ia berharap di Pilkada mendatang peserta bisa mengikut pesta demokrasi sesuai aturan. Tidak memanfaatkan jabatan, politik uang untuk meraih kekuasaan.

“Jika memang baik maka tunjukkan lah. Sampaikan visi dan misi yang dinilai baik. Maka ini akan lebih memberikan nilai dan value terhadap pemilih. Tolak keras money politik demi ciptakan Pilkada yang baik dan kondusif,” terang Zainudin. (*)

 

 

Reporter : YULITAVIA

 

spot_img

Update